Pempek, makanan asal Palembang yang kenyal dan gurih ini, boleh dibilang sudah populer bagi kalangan masyarakat Indonesia. Kali ini kita menjajal kelezatan pempek Megaria nan laris. Setiap hari, kedai ini bisa menjual 1.000 potong pempek. Warga Jakarta maupun yang sering wira-wiri ke Ibukota RI ini tentu mengenal Megaria, yang cukup beken sebagai tempat nongkrong anak muda. Apalagi di sini ada bioskop legendaris. Sehingga kawasan yang berlokasi di Jalan Diponegoro, Senen, ini dikenal juga sebagai Kompleks Bioskop Metropole. Tak harus menonton film kalau berkunjung ke kawasan ini. Karena, di Megaria ada lumayan banyak kedai makan yang oke dan laris manis. Salah satunya: Pempek Palembang Megaria.
Sebagai tempat kongko bersama handai tolan, tempat ini cukup familier. Ancar-ancar yang gampang adalah Stasiun Kereta Cikini. Kebetulan jalurnya satu arah, sekitar 200 meter dari situ Anda akan menemukan Kompleks Bioskop Metropole. Nah, Pempek Megaria salah satu kios di kompleks itu. Kedai ini memang bukan satu-satunya yang terkenal di kawasan Megaria. Tapi memang dia satu-satunya yang menjajakan makanan asal Palembang itu. Kondisi kiosnya sendiri tidak luas, bahkan cenderung sempit. Hanya berkapasitas 24 orang. Kebetulan baru dua minggu yang lalu kedai ini diperluas dengan menambah tempat duduk, sehingga berkapasitas 34 orang. Tata ruang kedainya, sih, biasa saja. Tampak di situ berjejer meja kayu dan bangku kayu. Namun, kedai ini cukup bersih untuk dikunjungi.Saat KONTAN datang, Selasa siang (29/6) lalu, kedai Pempek Palembang Megaria ramai oleh pengunjung. Bahkan, di kios utama sudah tidak ada bangku tersisa. Jadi harus menempati kios sebelahnya yang masih dibatasi tembok, belum menyatu dengan kios utama. Jam buka kedai ini 11.00–20.30 WIB. Umumnya, yang datang ke sini memang anak muda, keluarga, dan pekerja dekat situ. Namun, ketika KONTAN melihat lebih cermat, banyak juga keluarga yang datang. Rudianto, sang pemilik Kedai Pempek Palembang Megaria, menyebutkan pengunjung kedainya ini masuk kategori keluarga, kerabat jauh, dan mahasiswa. Kebetulan lantaran lokasinya satu kompleks dengan bioskop, banyak yang di masa mahasiswa dulu makan di sini, setelah menikah dan punya anak, masih berkunjung ke sini. Nonton film lalu kongko. “Mereka seolah mengulang memori saat pacaran dulu,” ujarnya terkekeh. Bagi yang baru pertama kali ke sini, Anda langsung disodori menu. Bahkan, ada pula pelayan yang biasa menyodorkan contoh pempek betulan di piring plastik berbungkus plastik. Tinggal Anda tunjuk saja mana yang ingin Anda santap. Di sini ada pempek kapal selam, lenjer besar, lenggang goreng, tekwan, telor kecil, adaan bulat, lenjer kecil, keriting, gepeng kulit, dan tahu. Ada juga menu baru: pindang patin. Tak beberapa lama pempek pesanan Anda tersaji dan siap Anda guyur dengan air cabai yang sudah tersedia di setiap meja. Ikan tenggirinya segar, sagunya bermerek Benar, di berbagai kawasan megapolitan ini sudah begitu banyak yang menjajakan pempek. Namun, yang istimewa dari Pempek Megaria adalah cara memasak dan pemilihan bahan baku yang tepat, membuat pempek ini sangat gurih dan renyah ketika digigit. Memang terbukti, pempek ini sangat gurih dan empuk. Rasa ikannya sangat terasa kuat, disajikan dengan mi atau bihun beserta timun yang dipotong kecil-kecil, hingga lidah tak bisa berhenti menyantap. Makin lezat lagi ketika pempek diguyur kuah cabai berwarna hitam yang meresap sampai ke dalam pempek sampai mengenai isi dalam pempek seperti telur dan tahu. Menurut Rudianto, kegurihannya itu terletak pada pemilihan ikan tenggiri yang masih segar, sagu merek Tani yang mahal, dan campuran santan saat adonan mulai diceburkan ke penggorengan. Sementara, untuk air cabai, Rudianto mengambil gula merah berbentuk batokan kelapa langsung dari Sumatra. “Saya tidak pakai asam, cabainya pun memang rawit segar,” ulasnya. Harga berbagai jenis pempek ini berkisar dari Rp 3.000 untuk jenis pempek yang kecil hingga Rp 11.000 untuk pempek berukuran besar. Sedangkan harga rujak mi Rp 11.000 per porsi. Ada juga menu paket, yakni dua pempek kecil plus teh botol, dihargai Rp 10.000 per porsi. Sementara untuk pindang patin, yang merupakan menu baru, satu porsi Rp 17.000. “Menu baru ini baru ada sebulan. Masih relevan dengan bahan baku ikan. Makanya saya berani menjual,” ujar Rudianto. Saban hari sebanyak 1.500 pempek bisa dijual Rudianto. Untuk tekwan, ia bisa menjual 30 porsi. Kebetulan sekitar 700 pempek besar habis terjual dalam sehari. Lantas, pempek kecil 300 buah ludes terjual.
Jadi, bisa dibayangkan omzet Rudianto bisa menembus Rp 8,6 juta per hari. Adapun omzet tekwan yang mencapai 30 porsi per hari, yang satu porsinya Rp 11.000. Ditambah lagi omzet di kedai cabang Matraman, yang baru sebulan buka. “Di sana sehari sekitar 850 pempek terjual,” katanya. Lemak nian. Kedai Pempek Palembang MegariaKompleks Bioskop Metropole, Jalan Diponegoro, Senen, Jakarta Pusat.Telepon: (021) 3910921 Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Catur Ari