Kalbe akan luncurkan suplemen baru



JAKARTA. Gempuran obat modern belum mampu melenyapkan eksistensi obat tradisional dan herbal. PT Kalbe Farma Tbk misalnya, memandang potensi obat herbal masih besar meski kontribusinya terhadap perusahaan tidak begitu signifikan. Oleh sebab itu, Kalbe menggarap potensi obat herbal dengan meluncurkan suplemen terbaru.

Vidjongtius, Sekretaris Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk menuturkan, bisnis jamu bukanlah sandaran utama perusahaan. "Kontribusi bisnis jamu di Kalbe masih kecil, di bawah 10%. Tapi pertumbuhannya baik sekali sekitar 15%-20% per tahun," kata Vidjongtius kepada KONTAN, Minggu (9/4).

Merujuk laporan keuangan perusahaan dengan kode saham KLBF per Desember 2016, penjualan bersih sepanjang tahun lalu tercatat mencapai Rp 19,37 triliun. Dengan demikian kontribusi bisnis jamu masih belum menyentuh angka Rp 1,94 triliun.


Meski bukan kontributor utama, namun Kalbe melihat pertumbuhan bisnis jamu selalu bergerak positif. Karena bisnis obat herbal amat baik untuk jangka panjang, maka perusahaan memutuskan untuk terus menelurkan produk baru. "Potensinya besar sekali. Jadi, ke depan akan makin banyak produk baru yang muncul," ungkap Vidjongtius.

Kalbe tak sembarangan mengeluarkan produk baru. Setiap kali perusahaan meluncurkan produk, selalu ada campur tangan riset dan teknologi demi menciptakan inovasi. Salah satunya dengan mencampurkan bahan baku yang belum pernah atau jarang digunakan. "Misalnya saja, suplemen yang menggunakan minyak ikan, jahe, madu, selasih, dan lain-lain," ujar Vidjongtius.

Kalbe Farma memiliki sejumlah anak perusahaan yang bergerak di bidang obat herbal dan jamu. Misalnya PT Bintang Toedjoe yang dikenal dengan obat masuk angin Antangin dan obat sakit kepala Puyer 16. Paling baru, Kalbe melalui anak usahanya, PT Sanghiang Perkasa, menggandeng anak usaha Blackmores Ltd Australia yakni Blackmores International Pte Ltd guna melahirkan perusahaan joint venture PT Kalbe Blackmores Nutrition yang memproduksi vitamin dan suplemen kesehatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto