Kalbe Farma berharap nilai tukar rupiah kembali stabil



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten terkena efek negatif  pelemahan rupiah. Diantaranya seperti farmasi. Sektor itu masih banyak mengandalkan bahan baku yang berasal dari luar negeri. Hampir lebih dari 90% bahan baku didatangkan dari luar Indonesia. Otomatis, barang impor termasuk klasifikasi produk yang terkena efek negatif penguatan dollar AS.

Bernadus Karmen Winata, Direktur dan Corporate Secretary PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menilai kondisi pelemahan rupiah karena faktor global akan membawa dampak negatif terhadap profitabilitas perusahaan. KLBF mengupayakan pengelolaan margin melalui strategi bauran produk serta efisiensi biaya produksi dan pemasaran. “Kami mengharapkan agar nilai tukar rupiah kembali stabil sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat,” kata Bernadus kepada Kontan.co.id, Kamis (3/5).

Selain itu, perusahaan juga sudah mengupayakan beban kurs pada tahun ini. Untuk mengatasi selisih kurs, KLBF mengelola dampak kurs dengan menyediakan cadangan valuta asing, sehingga pelemahan kurs diharapkan tidak berdampak negatif secara signifikan. “Dampak langsung terhadap margin akan dikelola dengan pengaturan bauran produk dan efisiensi biaya operasional,” imbuhnya.

Selain fluktuasi nilai tukar, KLBF juga sedang menghadapi pelemahan daya beli. Namun, perusahaan menilai hal tersebut hanya berlangsung sementara dan akan bertahap pulih sejalan dengan kondisi ekonomi. Dalam kondisi ini, KLBF akan menggunakan strategi jangka panjang untuk mengembangkan solusi kesehatan total.

Dalam jangka pendek, KLBF akan fokus pada upaya mempertahankan pangsa pasar, baik melalui pengembangan portfolio produk, penetrasi distribusi dan kegiatan marketing. “Efisiensi biaya operasional juga menjadi perhatian Perseroan untuk mempertahankan margin,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi