Kalbe Farma ekspansif sasar pasar obat generik



JAKARTA. Penerapan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang berlangsung di 2014 membuat pebisnis farmasi menyasar pasar obat generik, termasuk PT Kalbe Farma Tbk (KBLF). Perusahaan ini siap mengikuti tender elektronik katalog obat generik (e-catalog).

Vidjongtius, Direktur Kalbe Farma bilang, sebagai perusahaan farmasi, sudah pasti Kalbe berpartisipasi aktif di SJSN. "Kalbe akan ikut tender tahun 2014 sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan meski secara nilai kami belum mengetahuinya," ujar Vidjongtius ke KONTAN, Rabu (2/10).

Kalbe sendiri juga ikut tender e-catalog untuk pengadaan tahun 2013. Namun, Vidjongtius enggan mengungkap berapa nilai rupiah dan jumlah item obat yang telah berhasil diraihnya dari tender ini.


Yang jelas, Kalbe sedang merealisasikan permintaan dari masing-masing daerah. Secara nilai, klaim Vidjongtius, masih terlalu kecil.

Maklum, penopang terbesar pendapatan Kalbe masih berasal dari penjualan obat resep alias over the counter (OTC). Di semester satu tahun ini, divisi abat resep mencatat penjualan bersih sebesar Rp 1,887 triliun, meningkat 18,1% dari periode yang sama tahun lalu. Divisi ini memberi kontribusi 25% terhadap total penjualan Kalbe.Khusus untuk harga obat generik, Kalbe tidak akan mengerek harga jual meski rupiah sedang loyo. Apalagi, harga obat generik ini sudah ditetapkan oleh pemerintah.

Di samping itu, kebutuhan obat generik di pasar domestik masih potensial. Menurut Gabungan Pengusaha (GP) Farmasi, kenaikan permintaan obat generik tahun ini bisa tiga kali lipat dari tahun lalu.

Makanya, Kalbe akan menggenjot kapasitas produksi obat generik. Targetnya adalah bisa mencapai 15% dari total produksi obat resep. Sayang, Vidjongtius tidak merinci angka pasti produksi obat resep ini. "Obat generik saat ini memiliki total produksi sekitar 10% dari total produksi obat resep," katanya.

Selain bakal fokus di obat generik, Kalbe juga menargetkan bisa menggapai pertumbuhan laba bersih sekitar 18% sampai akhir tahun ini. Resepnya, kata Vidjongtius, adalah dengan menghemat biaya produksi dan mengerek beberapa produk obat Kalbe Farma. Sayang, Vidjongtius masih belum mau mengumbar strategi mendetail dari Kalbe Farma ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon