KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah menyasar pasar China, PT Kalbe Farma Tbk akan gencar ekspansi di pasar ekspor. Untuk mendukung ekspansi tersebut, emiten dengan kode saham
KLBF ini menyiapkan belanja modal sebesar Rp 1 triliun.
Seperti yang diketahui, Kalbe Farma melalui entitas anak PT Enseval Putera Megatrading Tbk (
EPMT) mendirikan Global Starway Synergy Co. Ltd. (GSS) di Shenzhen, China pada 6 Desember 2022.
Direktur Utama Kalbe Farma Vidjongtius menjelaskan perusahaan patungan itu baru akan beroperasi pada 2023 ini untuk melancarkan mata rantai pasok bahan baku dari negeri tirai bambu itu.
Baca Juga: KLBF Memanen Buah Hasil Ekspansi Dengan begitu, dia bilang kontribusi dari perusahaan patungan ini masih akan kecil pada awal ini. Namun KLBF berharap ke depannya, GSS dapat bisa memberikan kontribusi yang lebih strategis.
"Negara ASEAN dan Afrika menjadi sasaran utama dan peluang pertumbuhan tetap dobel digit," tutur Vidjongtius saat dihubungi Kontan, Jumat (10/2).
Menilik kinerja perseroan per September 2022, penjualan bersih KLBF mencapai Rp 21,18 triliun. Nilai itu meningkat 10,90% secara tahunan atau
year on year (YoY) dari Rp 19,09 triliun.
Adapun penjualan domestik berkontribusi Rp 20,05 triliun. Sementara penjualan ekspor KLBF meningkat 27,47% secara tahunan menjadi Rp 1,12 triliun per 31 September 2022.
Sementara untuk target pendapatan di 2023, Vidjongtius menyebut KLBF menargetkan pertumbuhan dobel digit. Namun untuk angka persisnya sedang tahap finalisasi.
"Untuk capex sekitar Rp 1 triliun untuk tambahan kapasitas produksi, fasilitas distribusi dan informasi teknologi," papar dia.
Rekomendasi Saham
Analis Samuel Sekuritas Pebe Peresia dalam risetnya memproyeksikan KLBF akan mengantongi penjualan sebesar Rp 29 triliun sepanjang 2022. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan segmen distribusi.
"Didukung oleh penerapan strategi digital dan penjualan nasional," jelas dia dalam riset 31 Januari 2023.
Sementara, Analis Maybank Sekuritas Willy Goutama menilai KLBF berpotensi meraih pendapatan yang lebih tinggi berkat investasi strategis yang dilakukan oleh perseroan.
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Raih Izin Edar Produk Antibodi Lokal Pertama di Indonesia Dia memproyeksikan KLBF berpotensi meraih penjualan sebesar Rp 8,1 triliun atau tumbuh 13% pada 2023. Hal ini ditopang dari aksi akuisisi Aventis Pharma milik Sanofi.
"Margin kotor KLBF di 2023 naik 53,8% dengan memperhitungkan investasi
joint venture strategisnya di China serta prospek pasar asuransi kesehatan yang lebih kuat," papar dia dalam riset, Selasa (7/2).
Willy merekomendasikan beli KLBF dengan target harga Rp 2.800 per saham. Sementara Pebe menyarankan beli di target Rp 2.400. Adapun KLBF parkir di level Rp 2.360 pada Jumat (10/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari