Kalbe Farma (KLBF) berencana revisi target kinerja pada tahun 2021, ini alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk berencana melakukan revisi target kinerja sepanjang tahun 2021. Sebelumnya, emiten berkode KLBF itu membidik target pertumbuhan penjualan sebesar 5% hingga 6%. 

Direktur Keuangan PT Kalbe Farma Tbk  Bernadus Karmin Winata mengungkapkan, sejauh ini pihaknya masih melakukan perhitungan ulang. Revisi target secara pasti akan diumumkan setelah semester I 2021 usai. Yang jelas, perubahan ini mempertimbangkan kinerja KLBF sepanjang tahun 2021 dan prospek yang masih baik di sisa tahun ini. 

"Perkiraan sementara, pertumbuhan usaha kami mungkin bisa 7% hingga 9%, mungkin bisa sampai 10%. Tolong tunggu sampai ada kepastiannya dari perhitungan kami," ujar Bernadus dalam konferensi pers RUPS Kalbe Farma yang digelar secara virtual, Kamis (27/5). 


Baca Juga: Melihat kinerja sejumlah emiten penambang emas di kuartal I, mana yang paling moncer?

Ia menambahkan, optimisme KLBF ditopang proyeksi pertumbuhan makro ekonomi yang positif di tahun 2021. Di sisi lain, peluang produk dan layanan terkait Covid-19 masih besar di Indonesia. 

Oleh karenanya, KLBF akan memaksimalkan peluang tersebut dengan melengkapi layanan dan produknya. Mulai dari produk consumer health, produk preventif dan produk pengobatan untuk menghadapi Covid-19, serta layanan lab diagnostik hingga alat-alat diagnostik. 

Selain potensi permintaan terkait Covid-19, KLBF  melihat ada tren pemulihan jumlah pasien yang kembali berkunjung rumah sakit seiring dengan penerapan protokol yang baik. Adapun KLBF juga akan lebih aktif menyediakan produk-produk obat resep  yang masuk ke dalam daftar  BPJS. 

Di samping itu, KLBF akan meluncurkan produk-produk dengan harga yang lebih terjangkau untuk masyarakat. KLBF pun tetap berupaya memaksimalkan penggunaan teknologi, salah satunya platform digital untuk memacu penjualannya. 

Baca Juga: Siap-siap, Kalbe Farma (KLBF) akan tebar dividen hingga Rp 1,3 triliun

Untuk memuluskan rencana ke depan, KLBF mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sekitar Rp 1 triliun sepanjang tahun 2021. Hingga Maret 2021, KLBF telah merealisasikan capex sekitar Rp 110 miliar. Sebagian besar penggunaan dana dimanfaatkan untuk perawatan atau maintenance seperti mengganti kendaraan untuk distribusi maupun renovasi gudang. 

Terlepas dari capex, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius mengatakan telah menyiapkan dana antara Rp 100 miliar hingga Rp 150 miliar untuk pengembangan vaksin.

Dana yang dialokasikan dalam research and development (riset dan pengembangan) itu akan dimanfaatkan untuk uji klinis fase dua dan fase tiga di semester II 2021. Adapun jumlah dana pasti yang dibutuhkan bergantung pada banyaknya jumlah subjek yang diikutkan dalam uji klinis.

Baca Juga: Trisula International (TRIS) akan bagikan dividen Rp 1 miliar

" Ujung kuartal IV 2021, kalau semuanya berjalan lancar, kami harapkan persetujuan pemanfaatan secara darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) bisa didapatkan dari BPOM. Sehingga bisa mulai dimanfaatkan masyarakat Indonesia," imbuhnya. 

Sementara untuk pengembangan obat herbal berupa jahe merah, KLBF mengalokasian dana  operasional sekitar Rp 50 miliar.

Vidjong menjelaskan, dana itu diperlukan untuk menciptakan ekosistem end-to-end, mulai dari pembibitan, ekstraksi, bahan baku, hingga nantinya masuk industri dan dipasarkan baik secara lokal maupun internasional.

Selanjutnya: Trisula Textile Industries (BELL) akan bagikan dividen Rp 507,5 juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi