Kalbe Farma (KLBF) Incar Pertumbuhan Penjualan Dobel Digit pada 2023



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) semakin optimistis menghadapi tahun 2023. Emiten produk farmasi ini berambisi meraih pertumbuhan kinerja seiring dengan prospek perekonomian Indonesia yang terus bertumbuh. 

"2023 tetap optimistis pertumbuhan penjualan double digit growth karena ekonomi tumbuh positif juga," ungkap Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius kepada Kontan.co.id pada Minggu (8/1). 

Vidjongtius belum bisa membeberkan realisasi kinerja keuangan selama tahun 2022 lantaran belum selesai dikonsolidasikan. Namun, capaian positif sudah terlihat selama periode Januari-September 2022. 


Asal tahu saja, produsen Extra Joss ini sebelumnya membidik pertumbuhan penjualan maupun laba masing-masing sebesar 11% sampai dengan 15% sampai penghujung tahun 2022. 

Baca Juga: Kontribusi Tes Covid-19 Makin Kecil ke Pendapatan Kalbe Farma (KLBF)

Merujuk catatan KONTAN, penjualan bersih KLBF mencapai Rp 21,18 triliun, atau naik 10,9% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Sementara untuk laba bersih mampu tumbuh 8,6% menjadi Rp 2,48 triliun daripada Rp 2,28 triliun di sembilan bulan pertama tahun 2021.

KLBF juga memberikan gambaran mengenai rencana kerja mereka di sepanjang tahun 2023. Salah satunya upaya inovasi produk dan layanan guna meningkatkan kinerjanya tahun ini. 

Adapun, peluncuran produk baru tersebut akan dilakukan pada beberapa segmen, meliputi obat resep, obat bebas (OTC), dan juga nutrisi. 

Tanpa menyebutkan secara detail, Vidjongtius berujar bahwa Kalbe Farma juga bakal melakukan kolaborasi R&D, perluasan layanan digital, serta pengembangan pasar ekspor untuk memaksimalkan kinerjanya selama tahun ini. 

 
KLBF Chart by TradingView

Baca Juga: IHSG Berbalik Menguat 0,73% ke 6.702 Hingga Akhir Sesi I, Jumat (6/1)

Berdasarkan data KONTAN, belum lama ini, entitas anak usaha KLBF yaitu PT Global Chemindo Megatrading (GCM) dan Synergy Investment (SI) sepakat untuk membentuk Global Starway Synergy Co., Ltd (GSS) yang berkedudukan di Shenzen, China. 

Pembentukan GSS juga menjadi upaya KLBF dalam melihat potensi kolaborasi dalam bidang inovasi riset dan teknologi kesehatan. KLBF pun berusaha mengenal lebih dalam pasar China sebagai tujuan ekspor pada masa mendatang untuk produk kesehatan dari Indonesia.

Terkait belanja modal atau capital expenditure (Capex) 2023, KLBF menyiapkan dana sekitar Rp 1 triliun. "Capex rutin sekitar Rp 1 triliun untuk tambahan kapasitas produksi, aplikasi digital, dan perluasan distribusi," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli