Kalbe Farma (KLBF) masih raih kinerja positif di tengah pandemi Covid-19



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) masih bisa mempertahankan kinerjanya walau terdapat ancaman pandemi Covid-19.

Asal tahu saja, penjualan neto KLBF tumbuh 3,79% (yoy) menjadi Rp 6,01 triliun pada kuartal I-2021. Adapun laba bersih KLBF naik 7,05% (yoy) menjadi Rp 716,46 miliar.

Presiden Direktur KLBF Vidjongtius mengatakan, secara umum kinerja KLBF cukup terbantu oleh sinyal pemulihan ekonomi nasional yang positif walau belum normal 100%. Ditambah lagi, meningkatnya kepedulian masyarakat akan kesehatan di masa pandemi membuat penjualan produk-produk kesehatan KLBF mengalami kenaikan penjualan.


“Keempat divisi sama-sama bertumbuh positif dengan ditopang oleh penjualan obat resep dan distribusi produk melalui platform digital,” ujarnya, Selasa (22/6).

Sebagai informasi, pendapatan KLBF dari segmen obat resep stabil di level Rp 1,39 triliun pada kuartal I-2021. Sedangkan penjualan produk kesehatan KLBF naik 3,03% (yoy) menjadi Rp 1,02 triliun.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) optimistis mempertahankan margin usaha hingga 15,5%

Di sisi lain, KLBF mencatatkan penurunan tipis penjualan nutrisi sebesar 1,25% (yoy) menjadi Rp 1,58 triliun. Namun, pendapatan KLBF dari segmen distribusi dan logistik naik 11,11% (yoy) menjadi Rp 2 triliun.

Dalam catatan Kontan.co.id, sebagian besar produk KLBF masih harus diimpor dari luar negeri, khususnya produk alat kesehatan dan diagnostika. Terhambatnya rantai pasok global turut mempengaruhi bisnis KLBF meski tidak signifikan. Ini mengingat KLBF masih memiliki persediaan pasokan yang cukup.

“Kami juga sudah mulai memproduksi bahan baku obat biologi di pabrik Cikarang dan ada sekitar 10 calon produk baru yang siap produksi lokal dalam 3 tahun mendatang,” imbuh Vidjongtius.

Lebih lanjut, KLBF juga terus melakukan efisiensi bisnis untuk menghindari dampak pandemic Covid-19. Efisiensi tersebut dilakukan dalam berbagai aspek, seperti perubahan kegiatan marketing yang kini diutamakan secara online, implementasi sistem digital dalam produksi dan rantai pasok, serta penerapan aplikasi digital untuk menekan biaya logistik.

Merujuk laporan keuangan, beban pokok penjualan KLBF di kuartal I-2021 naik 5,99% (yoy) menjadi Rp 3,36 triliun. Angka ini terdiri dari beban pokok penjualan produksi sebesar Rp 1,86 triliun dan beban pokok penjualan distribusi sebesar Rp 1,50 triliun.

Di sisi lain, beban penjualan KLBF berkurang 4,96% (yoy) menjadi Rp 1,34 triliun di kuartal I-2021. Salah satu item beban penjualan yang turut berkurang adalah biaya promosi yang turun 3,38% (yoy) menjadi Rp 477,19 miliar.

 
KLBF Chart by TradingView

Selanjutnya: Tahun ini, Kalbe Farma (KLBF) bidik penjualan alat kesehatan dan diagnostika 8%-10%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat