Kalbe Farma (KLBF) mewaspadai penurunan kinerja di kuartal II 2020



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pandemi COVID-19, emiten farmasi PT Kalbe Farma Tbk mencatatkan kinerja yang positif sepanjang kuartal I 2020. Emiten berkode saham KLBF itu membukukan penjualan bersih Rp 5,8 triliun. Jumlah ini bertumbuh 8,01% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 5,37 triliun.

Seiring dengan peningkatan penjualannya, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ikut terkerek 12,47% year on year (YoY) menjadi Rp 669,27 miliar, dari sebelumnya Rp 595,07 miliar.

Baca Juga: Perusahaan farmasi berlomba kembangkan dan produksi obat corona

Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menjelaskan kinerja yang apik sepanjang kuartal I 2020 ini diproyeksi tidak akan berlanjut di kuartal II 2020. Hal ini mempertimbangkan mobilitas masyarakat yang sangat terbatas dan ada risiko penurunan daya beli.

"Prediksi sementata kuartal II akan lebih lemah dari kuartal I untuk divisi tertentu misalnya obat resep," ujar  Vidjongtius kepada Kontan.co.id, Jumat (1/5).

Lebih lanjut, ia menjelaskan, divisi tersebut akan tertekan karena pandemi COVID-19 menekan jumlah kunjungan pasien rawat jalan maupun rawat inap di rumah sakit.

Untuk menghadapi tantangan ini, KLBF mengupayakan telemedicine sebagai kanal pengganti konsultasi dokter dan pasien, seperti yang dilakukan melalui aplikasi KlikDokter.

Sementara itu, untuk produk lainnya seperti nutrisi susu, supplemen, dan produk herbal penjualannya relatif stabil karena sudah banyak tersedia secara online. "Dan kebutuhan peningkatan daya tahan tubuh masih dicari," tutupnya.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) mempertahankan rasio pembagian dividen 45% hingga 55%

Sekadar informasi,  penopang kenaikan penjualan KLBF di kuartal I 2020 berasal dari segmen distribusi dan logistik yang meningkat hingga 13,21% year on year (YoY) menjadi Rp 1,8 triliun. Setelahnya segmen nutrisi hingga Rp 1,6 triliun atau meningkat 5,26% YoY.

Untuk segmen obat resep juga bertumbuh 5,6% menjadi Rp 1,4 triliun. Kontribusi penjualan paling mini dicatatkan oleh produk kesehatan hingga Rp 996,19 miliar. Walaupun paling mini kontribusinya, segmen ini bertumbuh 6,94% dari kuartal yang sama tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto