KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dua emiten dari sektor kesehatan, PT Kalbe Farma Tbk (
KLBF) dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (
MIKA) akan menggelar pembelian kembali saham alias
buyback. Sebelumnya, MIKA sudah melaksanakan
buyback sebanyak 119,91 juta saham atau senilai Rp 267,72 miliar pada periode 11 Februari–10 Mei 2022. Terbaru, MIKA berencana untuk memperpanjang waktu
buyback. MIKA bakal menggelar
buyback pada 13 Mei 2022 hingga 11 Agustus 2022. Perkiraan nilai nominal saham yang akan dibeli kembali sebanyak-banyaknya Rp 250 miliar atau maksimum menyerap 100 juta saham.
Sementara, emiten farmasi KLBF berencana
buyback sebanyak-banyaknya 312,5 juta saham atau maksimum nilai nominal Rp 500 miliar yang akan dibeli kembali. Aksi korporasi ini akan dilaksanakan terhitung 20 Mei 2022 hingga 19 Agustus 2022.
Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham JPFA, KLBF, dan BIRD untuk Jumat (3/6) Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandu Dewanto menganalisis secara teknikal, kedua saham ini cenderung bergerak
trend sideways. KLBF bergerak dalam rentang relatif sempit di sekitar Rp 1.500 – Rp 1.700, sementara MIKA bergerak lebih lebar dengan area Rp 2.100–Rp 3.100. Berdasarkan hitungannya, Pandhu menyebutkan harga wajar KLBF sekitar Rp 1.900 dan MIKA sekitar Rp 2.500. Pada akhir perdagangan Selasa (7/6,) saham MIKA dan KLBF saman-sama ditutup turun.
Adapun saham MIKA turun 4,09% ke posisi Rp 2.580 dari sebelumnya di level Rp 2.690. Sementara, KLBF melemah 2,74% atau turun 45 poin menuju Rp 1.595 per saham.
"Sentimen dari aksi
buyback sempat membawa MIKA menguat dari level Rp 2.100 ke level Rp 3.140, meski secara kinerja keuangan kuartal pertama tahun ini mencatatkan penurunan pendapatan dan laba seiring kondisi pandemi yang semakin membaik," jelas Pandhu saat dihubungi Kontan, Selasa (7/6).
Baca Juga: IHSG Melemah Pada Kamis (2/6), ASII, ADRO, TINS Paling Banyak Dibeli Asing Sepanjang Kuartal I-2022, MIKA membukukan penurunan pendapatan bersih hingga 9,23%
year on year (yoy) menjadi Rp 1,09 triliun. Laba bersih MIKA sepanjang tiga bulan pertama tahun ini ikut tertekan 14,85% yoy menjadi Rp 269,36 miliar. Menurut Pandhu, penurunan kinerja MIKA juga serempak pada emiten rumah sakit lainnya seiringan dengan meredamnya kasus Covid-19. Dengan begitu, dia menyebut
outlook MIKA untuk tahun ini cenderung netral.
Editor: Noverius Laoli