KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (
KLBF) masih optimis akan tumbuh positif pada tahun 2024 di tengah fluktuasi rupiah. Senin (24/6), rupiah spot ditutup di level Rp 16.394 per dolar Amerika Serikat (AS). Meski begitu pada Jumat pekan lalu masih mengalami pelemahan. Rupiah Jisdor ditutup pada posisi Rp 16.458 per dolar AS (21/6), melemah sekitar 0,51% secara mingguan dan 0,23% secara harian. Presiden Komisaris PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius mengatakan kurs rupiah sangat berpengaruh pada harga bahan baku.
"Jadi rupiah yang masih sempat melemah berdampak pada kenaikan harga bahan baku," jelas Vidjongtius pada Kontan, Senin (24/6).
Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Antisipasi Rupiah Loyo Meski adanya kenaikan harga bahan baku, Vidjongtius tetap optimis kinerja KLBF masih dapat tumbuh. Ia menyebutkan KLBF mempertahankan pertumbuhan penjualan di tahun 2024 sekitar 6%-7%. "Sedangkan untuk laba bersih tetap ditargetkan bertumbuh sebesar 13%-15%," ujarnya. Hal itu didorong dari kinerja pada Kuartal I-2024 yang menunjukkan tanda pemulihan yang baik dari sisi volume permintaan. Hal itu juga bersamaan dengan tren pemulihan margin yang positif. Hingga Kuartal I 2024, Kalbe Farma mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 6,3% dan pertumbuhan laba bersih
double-digit sebesar 11,9%.
Vidjongtius juga mengungkapkan untuk mengurangi dampak negatif kenaikan harga bahan baku akibat pelemahan rupiah, KLBF telah menyiapkan sejumlah strategi. Di antaranya, mencari sumber bahan baku yang lebih ekonomis melalui optimalisasi strategi
supply chain. Kemudian juga melakukan kontrak pembelian bahan baku dalam waktu yang lebih panjang. "Kami juga mempertahankan kebijakan menjaga cadangan saldo kas mata uang asing senilai ekuivalen US$ 50 juta-US$ 60 juta di neraca perusahaan," ungkapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .