Kalbe Farma (KLBF) Pangkas Proyeksi Penjualan di Tahun 2023



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berusaha terus meningkatkan kinerjanya pada sisa 2023 di tengah perubahan perilaku masyarakat dalam mengkonsumsi produk farmasi pasca pandemi berakhir.

Dalam berita sebelumnya, KLBF meraih penjualan bersih sebesar Rp 22,56 triliun pada sembilan bulan pertama 2023, atau meningkat 6,5% dibandingkan dengan sembilan bulan pertama 2022.

Dari segi pertumbuhan dan kontribusi per divisi, Divisi Obat Resep KLBF membukukan peningkatan penjualan sebesar 31,4% YoY menjadi Rp 5,79 triliun per kuartal III-2023, serta menyumbang 25,7% dari total penjualan bersih perusahaan.


Berikutnya, Divisi Distribusi & Logistik meraih peningkatan penjualan bersih sebesar 3,2% YoY per kuartal III-2023 menjadi Rp 8,01 triliun, serta menyumbang 35,5% terhadap total penjualan bersih KLBF. 

Baca Juga: Kinerja Diproyeksi Positif, Kalbe Farma (KLBF) Optimistis Bukukan Kenaikan Laba Divisi Nutrisi membukukan penjualan bersih sebesar Rp 5,89 triliun pada sembilan bulan pertama 2023, atau mengalami pertumbuhan sebesar 2,5% YoY dari pencapaian di periode yang sama tahun sebelumnya dan menyumbang 26,1% dari total penjualan bersih KLBF per kuartal III-2023.

Di sisi lain, per kuartal III-2023 terjadi penurunan pendapatan Divisi Produk Kesehatan sebesar 12,1% YoY  menjadi Rp 2,87 triliun dengan kontribusi sebesar 12,7% terhadap total penjualan bersih KLBF. Hal ini mencerminkan perubahan pola belanja konsumen terhadap sektor produk kesehatan.

Kendati total penjualan bersihnya naik, laba bersih KLBF turun 16,9% YoY menjadi Rp 2,06 triliun pada sembilan bulan pertama 2023. Hasil ini disebabkan oleh kondisi pasar yang menantang dalam periode transisi pasca pandemi Covid-19.

Presiden Direktur Kalbe Farma Vidjongtius menyampaikan, tahun 2023 dunia tidak lagi berada dalam situasi pandemi. Hal ini mendorong perubahan pola konsumsi obat dan produk kesehatan lainnya yang dialami oleh banyak masyarakat.

"Dari sisi keuangan, kinerja kami tahun lalu banyak dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari Covid-19, di mana tahun 2023 hal ini sudah tidak ada lagi," ungkap dia, Kamis (2/11).

 
KLBF Chart by TradingView

Manajemen KLBF sendiri merevisi target pertumbuhan penjualan bersih pada 2023 menjadi di kisaran 5% sampai 7%. Angka pertumbuhan tersebut tetap termasuk positif dan sesuai dengan pola konsumen terkini. Sebelumnya, pertumbuhan penjualan bersih KLBF diproyeksikan mencapai dua digit pada tahun ini.

KLBF meyakini bahwa industri kesehatan tetap akan bertumbuh dalam jangka panjang seiring dengan meningkatnya kesadaran kesehatan. Seiring dengan perubahan pola belanja konsumen pasca pandemi, KLBF berupaya adaptif dan berfokus pada kebutuhan konsumen dengan tetap mewaspadai dampak inflasi terhadap daya beli konsumen.

KLBF senantiasa menerapkan strategi untuk menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis dengan berfokus pada pemulihan produk inti dan lebih agresif dalam kategori produk yang mendorong pertumbuhan seperti kategori biologi dan onkologi, preventif, dan produk yang lebih terjangkau untuk masyarakat.

Di samping itu, KLBF terus memperhatikan pengelolaan rantai pasok dan persediaan, mengelola portofolio produk, dan menjaga efisiensi biaya operasional. Emiten ini juga mempertahankan likuiditas keuangan yang baik untuk memenuhi kebutuhan modal kerja dan ekspansi. Perusahaan pun terus berfokus melakukan inovasi produk dan layanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Vidjongtius juga menyadari bahwa tren pelemahan rupiah dapat mengancam kinerja KLBF yang notabene masih harus mengimpor sebagian bahan baku obat atau alat kesehatan dari luar negeri.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Luncurkan Obat Anemia EFESA Pertama di Dunia

Maka dari itu, secara bertahap KLBF sudah berinvestasi untuk memulai produksi di dalam negeri, misalnya obat berbasis biologi serta alat kesehatan dan diagnostika. Upaya ini akan terus ditingkatkan secara berkelanjutan pada masa mendatang.

Selain itu, KLBF juga memperkuat pengelolaan persediaan barang guna mengantisipasi efek pelemahan rupiah. "Cadangan kas dalam mata uang asing juga kami pertahankan dalam neraca perusahaan," tutur Vidjongtius.

Lebih lanjut, KLBF mengumumkan telah menyerap dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 600 miliar-Rp 700 miliar hingga kuartal III-2023. Sepanjang tahun ini KLBF menyediakan capex maksimal Rp 1 triliun.

Sejauh ini, dana belanja modal tersebut telah dipakai KLBF untuk keperluan tambahan kapasitas produksi obat generik, obat kanker, dan alat kesehatan. Perusahaan ini juga memakai capex untuk peningkatan distribusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari