Kalbe Farma (KLBF) pastikan komersialisasi vaksin Covid-19 berjalan sesuai jadwal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) masih dalam tahap uji klinis vaksin Covid-19. Emiten farmasi ini memastikan penjualan vaksin yang pengembangannya berkolaborasi dengan Genexine Korea Selatan ini tetap berjalan sesuai jadwal.

Vidjongtius, Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk menyebut, pengembangan vaksin Covid-19 masih dalam kisaran waktu yang direncanakan. Diharapkan, emergency use athorization (EUA) bisa segera diperoleh sehingga vaksin tersebut bisa dipasarkan pada tahun ini.

"Masih tetap pada kuartal ketiga tahun ini," ujar Vidjongtius kepada Kontan.co.id, Senin (22/2).


Seperti diketahui, komersialisasi vaksin Covid-19 dikabarkan mundur menjadi kuartal keempat. Mundurnya jadwal ini memang tidak lama, hanya selang sekitar satu kuartal. 

"Tapi, ini akan membuat KLBF berpotensi kehilangan momen penting vaksin mandiri," ujar analis CGS-CIMB Sekuritas Patricia Gabriela.

pemerintah tengah melakukan finalisasi kebijakan vaksin mandiri oleh perusahaan swasta. Berdasarkan data Kadin, vaksin yang dilakukan pihak swasta bisa mencakup 20 juta orang.

Meski berpotensi kehilangan momen tersebut, KLBF masih memiliki asa dalam pendistribusian vaksin. Meski tidak lebih besar dibanding margin segmen farmasi yang sebesar 56%, namun margin di distribusi vaksin cukup tebal, sekitar 24%.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 dikabarkan mundur, simak rekomendasi saham Kalbe Farma (KLBF)

Patricia menambahkan, katalis positif terbesar KLBF saat ini adalah, distribusi obat GX-17. Obat ini digunakan untuk mengobati pasien Covid-19.

Manajemen KLBF menghitung, nilai pasar untuk obat ini mencapai US$ 1,1 miliar. Obat ini akan dipasarkan ke sejumlah negara seperti Timur Tengah, India, dan beberapa negara lain di Asia kecuali China, Jepang dan Korea.

KLBF hanya perlu membayar US$ 27 juta di muka kepada Genexine sebagai tanda jadi kerjasama ini. Setelah itu, KLBF membayar royalti 10% dari setiap penjualan GX-17.

Obat tersebut saat ini tengah dalam uji klinis tajap kedua. Diharapkan, obat ini dapat memperoleh EUA untuk pasien Covid-19 di Indonesia pada kuartal keempat tahun ini.

Mempertimbangkan segala kondisi tersebut, Patricia tetap mempertahankan rekomendasi add saham KLBF dengan target harga Rp 1.950 per saham. 

Selanjutnya: Kalbe Farma (KLBF) pasarkan obat Fluvir di Indonesia, menggandeng Amarox

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi