Kalbe Farma (KLBF) Targetkan Pendapatan Naik Hingga 7% di Tahun 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) menargetkan, pendapatan untuk tahun 2024 naik 6% hingga 7% jika dibandingkan dengan pendapatan tahun lalu.

Corporate External Communication Kalbe Farma Hari Nugroho mengatakan, target kenaikan pendapatan ini juga sejalan dengan kenaikan laba yang turut dibidik KLBF.

“Target pertumbuhan tahun 2024 ini yaitu sebesar 6% hingga 7%,  dengan profit margin sekitar 13% hingga 15%,” ungkap Hari saat dihubungi Kontan, Jumat (01/03).


Untuk mencapai target-target tersebut, KLBF akan meluncurkan beberapa produk baru tahun ini seperti produk biologics serplulimab untuk kanker, produk kesehatan di kategori Sport dan produk susu dalam kemasan serta obat resep lainnya.

Baca Juga: Kalbe Farma (KLBF) Didukung Kehadiran Produk Baru, Cek Rekomendasi Sahamnya

Hari menambahkan, KLBF juga telah menyiapkan menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 700 miliar hingga Rp 1 triliun untuk tahun ini.

“Belanja modal ini akan digunakan untuk penambahan kapasitas, pemeliharaan rutin dan kebutuhan Information AND Technology (IT),” tambah Hari. 

Sedangkan untuk pertambahan apotek, Hari mengungkap bahwa Kalbe Farma memilih untuk tidak menambah apotek dan lebih fokus mengoptimalkan yang sudah ada. 

“Perusahaan masih mengoptimalkan pelayanan apotek yang sudah ada,” katanya.

 
KLBF Chart by TradingView

Memasuki tahun 2024, Kalbe Farma tambahnya memandang positif peluang tahun ini dan meyakini pemulihan makroekonomi tetap memberikan peluang perseroan untuk bertumbuh.

“Seiring dengan perubahan pola belanja konsumen pasca pandemi,  perusahaan berupaya adaptif dan berfokus pada kebutuhan konsumen, dengan tetap mewaspadai dampak inflasi terhadap daya beli konsumen,” ungkapnya.

Dan untuk menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan bisnis, Kalbe Farma akan tetap berfokus pada pemulihan produk inti dan lebih agresif dalam kategori produk yang mendorong pertumbuhan seperti kategori biologi dan onkologi, preventif, dan produk yang lebih terjangkau untuk masyarakat.

“Perusahaan akan terus memperhatikan pengelolaan rantai pasok dan persediaan, mengelola portofolio produk, dan menjaga efisiensi biaya operasional,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari