Kalbe jual obat penunjang terapi kanker Rp 30.000



LEMBANG. Penelitian untuk menemukan obat penunjang terapi kanker membutuhkan waktu yang lama dan biaya mahal. Dua kombinasi itu membuat suplai obat sedikit dan modal pembuatan obat sangat tinggi sehingga ketika dilempar ke pasar maka harganya pun selangit. Disamping potensi bisnis yang besar, atas dasar inilah PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) berinisiatif membangun pabrik pembuatan obat penunjang terapi kanker, OncologyPlant di kawasan Pulogading. "Nilai investasi untuk pembangunannya Rp 200 miliar," imbuh Randi Stevian, Senior Product Manager KLBF, (20/12). Pabrik ini akan beroperasi awal tahun depan. Pabrik ini akan melakukan pengepakan obat penunjang terapi kanker dari luar negeri, untuk kemudian kembali dijual di pasar dalam negeri. Tapi, bukan itu yang menjadi fokus pengoperasian pabrik baru itu. Pabrik tersebut nantinya akan memproduksi obat penunjang terapi kanker dari luar negeri yang masa patennya sudah habis. Dengan kata lain, transfer teknologi yang dilakukan akan memproduksi obat penunjang terapi kanker dengan kategori generik. Karena memiliki kategori generik, maka harganya bisa menjadi lebih murah. Suplai obat jenis ini pun bisa menjadi lebih banyak sehingga penderita kanker nantinya bisa membeli obat penunjang terapi kanker dengan harga 20%-30% lebih murah jika dibandingkan obat serupa yang sudah dipatenkan. "Bentuk obatnya injeksi dan jenisnya bermacam-macam. Range harganya mulai dari Rp 30 ribu hingga Rp 5 juta," tandas Randi. Dia menambahkan, pabrik itu akan memproduksi 19 jenis obat yang berbeda dan akan dilempar ke pasar secara bertahap dalam kurun waktu tiga tahun. Diharapkan, dengan beroperasinya pabrik ini, maka pangsa pasar obat penunjang terapi kanker KLBF bisa meningkat. Selama ini, KLBF menguasai 35% pangsa pasar. "Kedepannya pasti diatas angka 40%," pungkas Randi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan