Kalimantan Ferro Industry (KFI) Berencana Bangun 18 Line Smelter Feronikel



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) berencana mengembangkan kawasan smelter terintegrasi meliputi feronikel, ferrochrome, dan stainless steel. PT KFI beroperasi dengan memegang Izin Usaha Industri (IUI) dari Kementerian Perindustrian.

Direktur Utama PT Nityasa Prima sebagai konsorsium PT KFI, Muhammad Ardhi Soemargo mengatakan, pada tahap awal PT KFI akan membangun 18 line smelter feronikel dengan menggunakan metode RKEF dengan kapasitas produksi 1.4 juta ton feronikel per tahun dengan kadar logam nikel (Ni) sebesar 11,50%. Smelter feronikel ini akan dibangun secara bertahap selama 5 tahun.

"Kami menggunakan teknologi RKEF terbaru, smelter kami tidak sama dengan smelter yang lain. Kami menggunakan teknologi yang pendinginnya menggunakan wind (angin) bukan dengan air. Kementerian Perindustrian melihat ini sangat baik untuk teknologi smelter ini," kata Ardhi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama DPR RI, Senin (8/7).


Ardhi menjelaskan, pembangunan akan dilakukan dalam 4 tahap di atas lahan seluas 330 hektare dengan kapasitas 6 x 420.000 KW. Tahap pertama (4 line) sudah hampir selesai, sementara 2 line sudah siap untuk ekspor perdananya.

Baca Juga: Kementerian ESDM Ungkap Tantangan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik

"Lalu yang kami lakukan hari ini ada dua line yang telah berjalan. Satu line commissioning. Satu line lagi insya Allah akan dilakukan commissioning di akhir bulan. Dan dua line lagi akan kita lakukan commissioning di bulan Agustus. Sekiranya hari ini terpasang, ada dua yang akan berproses. Dan kami akan terus membangun sampai dengan 18 line bisa terealisasi," ungkap Ardhi.

Untuk tahap selanjutnya, kata Ardhi, PTFI akan membangun pabrik pengolahan bijih nikel HPAL, kemudian dilanjutkan dengan pabrik stainless steel untuk mengolah produk feronikel serta membangun baterai Ni Li untuk mengolah Ni Co sulfat yang merupakan produk dari pabrik HPAL.

Asal tahu, pada Mei 2024 dan Oktober 2023 lalu smelter milik KFI mengalami insiden kebakaran. Dua orang mengalami luka-luka imbas insiden ini. Smelter nikel ini baru saja diresmiken operasionalnya oleh Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor dan Bupati Kutai Kartanegara, Edi Damansyah pada 19 September 2023.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari