KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) berencana mengembangkan kawasan smelter terintegrasi meliputi feronikel, ferrochrome, dan stainless steel. PT KFI beroperasi dengan memegang Izin Usaha Industri (IUI) dari Kementerian Perindustrian. Direktur Utama PT Nityasa Prima sebagai konsorsium PT KFI, Muhammad Ardhi Soemargo mengatakan, pada tahap awal PT KFI akan membangun 18 line smelter feronikel dengan menggunakan metode RKEF dengan kapasitas produksi 1.4 juta ton feronikel per tahun dengan kadar logam nikel (Ni) sebesar 11,50%. Smelter feronikel ini akan dibangun secara bertahap selama 5 tahun. "Kami menggunakan teknologi RKEF terbaru, smelter kami tidak sama dengan smelter yang lain. Kami menggunakan teknologi yang pendinginnya menggunakan wind (angin) bukan dengan air. Kementerian Perindustrian melihat ini sangat baik untuk teknologi smelter ini," kata Ardhi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama DPR RI, Senin (8/7).
Kalimantan Ferro Industry (KFI) Berencana Bangun 18 Line Smelter Feronikel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kalimantan Ferro Industry (KFI) berencana mengembangkan kawasan smelter terintegrasi meliputi feronikel, ferrochrome, dan stainless steel. PT KFI beroperasi dengan memegang Izin Usaha Industri (IUI) dari Kementerian Perindustrian. Direktur Utama PT Nityasa Prima sebagai konsorsium PT KFI, Muhammad Ardhi Soemargo mengatakan, pada tahap awal PT KFI akan membangun 18 line smelter feronikel dengan menggunakan metode RKEF dengan kapasitas produksi 1.4 juta ton feronikel per tahun dengan kadar logam nikel (Ni) sebesar 11,50%. Smelter feronikel ini akan dibangun secara bertahap selama 5 tahun. "Kami menggunakan teknologi RKEF terbaru, smelter kami tidak sama dengan smelter yang lain. Kami menggunakan teknologi yang pendinginnya menggunakan wind (angin) bukan dengan air. Kementerian Perindustrian melihat ini sangat baik untuk teknologi smelter ini," kata Ardhi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama DPR RI, Senin (8/7).