BANJARMASIN. Sekjen Perkumpulan Petani Pedagang dan Industri Rotan Kalimantan (Peppirka) Irwanriadi mengatakan, larangan ekspor rotan tidak hanya merugikan petani, tetapi juga pemerintah yang kehilangan pendapatan dari cukai rotan. Menurut Irwan, berdasarkan data dari beberapa perusahaan eksportir, sebelum ditutup pendapatan cukai Kalsel, khusus untuk rotan tidak kurang dari Rp 54 miliar per tahun. Eksportir harus membayar ke bea cukai secara resmi sebesar Rp 27 juta per kontainer. Setiap bulan, pengiriman rotan setengah jadi ke berbagai negara mencapai 200 kontainer. Jadi, potensi cukai yang hilang sekitar Rp 5,4 miliar per bulan.
Kalsel kehilangan cukai rotan Rp 54 miliar
BANJARMASIN. Sekjen Perkumpulan Petani Pedagang dan Industri Rotan Kalimantan (Peppirka) Irwanriadi mengatakan, larangan ekspor rotan tidak hanya merugikan petani, tetapi juga pemerintah yang kehilangan pendapatan dari cukai rotan. Menurut Irwan, berdasarkan data dari beberapa perusahaan eksportir, sebelum ditutup pendapatan cukai Kalsel, khusus untuk rotan tidak kurang dari Rp 54 miliar per tahun. Eksportir harus membayar ke bea cukai secara resmi sebesar Rp 27 juta per kontainer. Setiap bulan, pengiriman rotan setengah jadi ke berbagai negara mencapai 200 kontainer. Jadi, potensi cukai yang hilang sekitar Rp 5,4 miliar per bulan.