KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kaltim Prima Coal Tbk memprediksi mengalami kehilangan pendapatan sekitar Rp 2,5 triliun. Imbas harga batubara yang dipatok ke dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) sebanyak 25% senilai US$ 70 per ton. "Dengan harga US$70 memang akan terjadi potensi kehilangan pendapatan sebesar kurang lebih 2,5 triliun rupiah," ucap Eddie J. Soebari, Direktur PT Kaltim Prima Coal saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR RI, Selasa (3/4). Angka tersebut sebenarnya hanya berkisar 4% dari total seluruh revenue Kaltim Prima Coal. Menyikapi hal ini, Eddie mengaku tetap mendukung keputusan pemerintah untuk memasok batubara ke PLN melalui penetapan DMO.
Kaltim Prima Coal mengaku kehilangan potensi pendapatanya Rp 2,5 triliun imbas DMO
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Kaltim Prima Coal Tbk memprediksi mengalami kehilangan pendapatan sekitar Rp 2,5 triliun. Imbas harga batubara yang dipatok ke dalam negeri (Domestic Market Obligation/DMO) sebanyak 25% senilai US$ 70 per ton. "Dengan harga US$70 memang akan terjadi potensi kehilangan pendapatan sebesar kurang lebih 2,5 triliun rupiah," ucap Eddie J. Soebari, Direktur PT Kaltim Prima Coal saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPR RI, Selasa (3/4). Angka tersebut sebenarnya hanya berkisar 4% dari total seluruh revenue Kaltim Prima Coal. Menyikapi hal ini, Eddie mengaku tetap mendukung keputusan pemerintah untuk memasok batubara ke PLN melalui penetapan DMO.