KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Hotel Sahid Jaya International Tbk (
SHID) optimistis momentum lebaran dapat mendongrak tingkat keterisian atau tingkat okupansi hotel. Sebab, saat periode Lebaran, masyarakat tidak hanya mudik ke kampung halaman. Namun, juga memanfaatkan waktu lbur panjang tersebut untuk mengunjungi tempat-tempat wisata dan rekreasi bersama keluarga. Wakil Direktur Utama PT Hotel Sahid Jaya Inernational Ratri Sryantoro mengatakan, sejauh ini sudah mulai terlihat aktivitas pemesanan hotel untuk lebaran. Meningkatnya pemesanan hotel Sahid tersebut terjadi di daerah-daerah tujuan wisata. “Kalau di daerah seperti Yogyakarta yang menjadi tujuan mudik ataupun wisata, kami melihat di kisaran 10 hari pertama setelah lebaran, sudah
booked 47%-66%,” ujar Ratri kepada Kontan, Rabu (20/4).
Baca Juga: Tahun 2022, Hotel Sahid Jaya (SHID) Bidik Kenaikan Pendapatan 25% Ratri menjalaskan, pemesanan kamar Hotel Sahid Yogyakarta tersebut diperkirakan akan naik lagi, dimana bakal terjadinya aktivitas
last minute booking. Menurutnya, momentum lebaran tahun ini jelas berbeda dengan lebaran idul fitri tahun lalu yang berada di tengah tingginya kasus covid-19. SHID memperkirakan pemesanan kamar hotel saat lebaran tahun ini, periodenya akan bertahan sampai 2 minggu setelah lebaran. Selanjutnya pun tingkat keterisian kamar tidak akan turun drastis. Sebab, Ratri menjelaskan, untuk beberapa hotel SHID sudah ramai lagi dengan
boking-an MICE (
Meetings,
Incentives,
conferencing,
exhibitions) yakni kombinasi dari acara-acara meeting korporasi dan acara halal bihalal. Ratri bilang, dengan meningkatnya pelayanan yang diberikan oleh pengelola hotel saat periode lebaran maka harga sewa juga akan disesuaikan sebagaimana hal tersebut memang telah menjadi suatu kewajaran. Menurut Ratri, saat lebaran maka SHID akan menerapkan
Dynamic Pricing yakni penyesuaian harga yang dilakukan tergantung kondisi pasar. Sebagai informasi, di sepanjang kuartal I 2022, tingkat okupansi hotel secara agregat portofolio yang dikelola oleh Sahid Hotels & Resorts mencapai 90,7% dari target yang sudah ditentukan. Dengan bekal tersebut, SHID optimistis target okupansi sekitar 40% dapat tercapai di sepanjang tahun 2022.
Dihubungi terpisah, Ketua BPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sutrisno Iwantono mengatakan, saat momentum lebaran memang terjadi peningkatan tingkat okupansi hotel. “Saat lebaran dan 10 hari setelahnya pasti hotel akan ramai. Biasanya meningkat hampir 30%, bahkan kamar hotel bisa full saat belum terjadinya pandemi,” kata Sutrisno, Rabu (20/4).
Pria yang akrab disapa Iwan tersebut menjelaskan, siklusnya memang terjadi peningkatan sewa kamar saat lebaran. “Siklusnya dimulai saat puasa, dimana okupansi hotel pasti anjlok karena orang-orang berdiam diri di rumah untuk berkumpul dengan keluarga, namun aktivitas pemesanan kamar untuk momen lebaran sudah dilakukan,” tambahnya. PHRI menilai saat ini sudah banyak kamar hotel-hotel yang telah dipesan. Iwan bilang, saat lebaran ini tidak hanya menjadi waktu libur bagi umat muslim yang merayakan hari keagamaan namun juga dimanfaatkan umat non muslim untuk menikmati libur panjang. Terlebih lagi, aktivitas masyarakat sudah kembali normal dengan tidak adanya pembatasan, dengan demikian PHRI berharap ini dapat menjadi momentum bagi industri perhotelan untuk bangkit. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .