KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kamboja, negara di Asia Tenggara yang tengah mengalami pertumbuhan ekonomi pesat, kini meluncurkan proyek pembangunan bandara internasional baru senilai US$1,2 miliar. Bandara ini diharapkan menjadi salah satu infrastruktur paling ambisius di wilayah tersebut, dengan tujuan menjadikan Kamboja sebagai "Singapura Kedua" dalam hal konektivitas udara dan kemajuan infrastruktur.
Tahap Pertama Pembangunan: Kapasitas Penumpang dan Kargo yang Mengesankan
Bandara baru ini, yang diberi nama Bandara Internasional Techo Takhmao, sedang dibangun sekitar 20 kilometer dari ibu kota Kamboja, Phnom Penh. Pada tahap pertama pembangunannya, bandara ini akan mampu menampung antara 13 hingga 15 juta penumpang setiap tahun serta menangani sekitar 175.000 ton kargo.
Dengan kapasitas yang signifikan tersebut, Techo Takhmao diharapkan menjadi pusat transportasi udara utama, menggantikan Bandara Internasional Phnom Penh sebagai pusat penerbangan komersial terbesar di Kamboja.
Baca Juga: AirAsia Bakal Jual Unit Usaha yang Melayani Penerbangan Jarak Jauh Rencana Tiga Tahap untuk Menjangkau Kapasitas 50 Juta Penumpang
Pembangunan bandara ini direncanakan dalam tiga tahap hingga mencapai 50 juta penumpang per tahun pada tahun 2050. Sebagai bagian dari rencana besar tersebut, bandara ini tidak hanya akan melayani penerbangan komersial internasional, tetapi juga menjadi pusat logistik penting di kawasan Asia Tenggara. Bandara Internasional Phnom Penh yang saat ini menjadi bandara terbesar di negara tersebut akan dialihfungsikan sebagai pangkalan militer dan untuk penerbangan domestik. Pergeseran ini menunjukkan komitmen Kamboja untuk memperkuat infrastruktur nasionalnya guna menghadapi peningkatan lalu lintas udara di masa mendatang.
Bandara Terbesar Kesembilan di Dunia: Ambisi Infrastruktur Global
Salah satu tujuan ambisius dari proyek ini adalah menjadikan Bandara Internasional Techo Takhmao sebagai bandara terbesar kesembilan di dunia. Menurut laporan dari Airport Technology, bandara ini akan memiliki desain arsitektur yang unik dan terinspirasi dari alam, dengan struktur bangunan yang menyerupai batang pohon yang menjulang hingga ke atap. Desain atapnya akan menggunakan sistem ventilasi tradisional ala rumah-rumah di Kamboja, yang memungkinkan udara panas untuk keluar melalui celah di bawah atap, menjaga kenyamanan suhu di dalam bangunan, terutama di bulan-bulan terpanas di Kamboja yang bisa mencapai suhu hingga 40°C.
Mengikuti Jejak Singapura: Pusat Transportasi Udara di Asia
Bandara Internasional Techo Takhmao bertujuan menyaingi bandara-bandara besar di kawasan ini, seperti Bandara Changi di Singapura, yang saat ini melayani sekitar 42 juta penumpang setiap tahunnya dan menjadi salah satu hub transportasi udara tersibuk di dunia.
Baca Juga: BYD Luncurkan Mobil Mewah Denza di Singapura Changi menghubungkan penerbangan dari lebih dari 100 maskapai penerbangan ke tujuan di seluruh Asia, Australia, Eropa, Afrika, dan Amerika Utara. Keberhasilan Changi sebagai pusat penerbangan global telah menjadi inspirasi bagi Kamboja untuk menciptakan pusat serupa yang akan meningkatkan posisi strategis mereka dalam jaringan penerbangan internasional.
Tantangan dan Potensi: Menyambut Pertumbuhan Ekonomi dan Pariwisata
Kamboja saat ini merupakan ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara, dan yang ketiga tercepat di Asia secara keseluruhan. Pertumbuhan ini tercermin dalam peningkatan signifikan lalu lintas udara di negara tersebut. Pada semester pertama tahun ini, lebih dari 3 juta penumpang telah melakukan perjalanan melalui tiga bandara utama di Kamboja, dengan peningkatan sebesar 22% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal ini mencerminkan peran vital sektor penerbangan dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Kamboja, khususnya melalui peningkatan pariwisata dan perdagangan internasional. Pembangunan bandara baru ini juga didorong oleh kebijakan Open Sky yang diterapkan oleh pemerintah Kamboja. Kebijakan ini mendorong lebih banyak maskapai penerbangan internasional untuk membuka rute baru ke Kamboja dengan mengurangi pembatasan hak lalu lintas udara. Dengan lebih banyak penerbangan yang masuk ke Kamboja, bandara baru ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan dan investasi asing.
Baca Juga: Malaysia dan Kamboja Sudah Larang Ekspor Laut ke Singapura Persaingan Global: Bandara Baru Dubai dan Ambisi Infrastruktur
Tidak hanya Kamboja, wilayah lain seperti Dubai juga tengah mengembangkan bandara terbesar di dunia yang ditargetkan untuk mampu melayani hingga 260 juta penumpang per tahun. Persaingan dalam pengembangan infrastruktur bandara internasional di Asia dan Timur Tengah semakin ketat, dengan masing-masing negara berlomba untuk menjadi pusat konektivitas udara global. Kamboja, dengan proyek Bandara Internasional Techo Takhmao, berharap dapat meraih posisi penting dalam jaringan penerbangan internasional, menyaingi bandara-bandara raksasa lainnya di kawasan ini.
Editor: Handoyo .