Kamis, rupiah diperkirakan masih menguat



Jakarta. Rupiah mampu mencatat penguatan tipis meski sepi sentimen dalam negeri. Analis memprediksi penguatan rupiah akan berlanjut dengan sokongan dari sentimen domestik dan regional.

Di pasar spot, Rabu (8/3) nilai tukar rupiah menguat tipis 0,02% ke Rp 13.157 per dollar AS dibanding sehari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia, Selasa (7/3) rupiah melemah 0,76% ke Rp 13.128.

Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, rupiah sempat mengalami profit taking di hari Selasa lalu. "Rupiah juga terkena sentimen negatif dari data neraca perdagangan China," ujarnya.


Surplus neraca perdagangan China bulan Februari mengalami penurunan menjadi 210 miliar yuan dari sebelumnya 406 miliar yuan. Angka ekspor turun 20,6% sementara impor turun 8%.

Namun, rupiah dapat kembali mencatat penguatan lantaran prospek positif ekonomi dalam negeri. Faisyal menduga penguatan rupiah akan berlanjut hingga Kamis (10/3).

Rully Arya Wisnubroto, Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk menambahkan, dalam jangka pendek rupiah akan bergerak stabil mengingat belum terlihat adanya tekanan dari sisi eksternal. "Pekan ini sentimen masih sepi dan baru ramai pekan depan," kata dia.

Beberapa sentimen pekan depan antara lain rapat Federal Open Market Committee (FOMC) serta data neraca perdagangan dalam negeri. Dewan Gubernur BI juga akan mengadakan pertemuan pada pekan depan.

Dugaan Rully, BI akan kembali memangkas suku bunga. Ini bisa membuat rupiah melemah dalam jangka pendek, namun efek jangka panjang akan positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto