JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) menilai momentum pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tak berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017. Pasalnya pilkada kali ini berbeda dengan perhelatan pemilihan umum (pemilu) maupun pemilihan presiden yang digelar di seluruh daerah Indonesia. "Pilkada size-nya kecil. Walaupun terjadi di 7 provinsi dan 101 kabupaten tetapi kita punya 34 provinsi dan 513 kabupaten. Jadi, proporsinya juga tidak besar," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di kantornya beberapa waktu lalu. Adapun dampak Pilkada terhadap sisi konsumsi menurut Sasmito tidak terlalu besar. Hal ini karena saat ini lebih banyak kampanye dilakukan secara digital sehingga mengurangi permintaan atribut kampanye.
Kampanye digital kerdilkan efek pilkada ke ekonomi
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) menilai momentum pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak tak berdampak signifikan pada pertumbuhan ekonomi kuartal I 2017. Pasalnya pilkada kali ini berbeda dengan perhelatan pemilihan umum (pemilu) maupun pemilihan presiden yang digelar di seluruh daerah Indonesia. "Pilkada size-nya kecil. Walaupun terjadi di 7 provinsi dan 101 kabupaten tetapi kita punya 34 provinsi dan 513 kabupaten. Jadi, proporsinya juga tidak besar," ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo di kantornya beberapa waktu lalu. Adapun dampak Pilkada terhadap sisi konsumsi menurut Sasmito tidak terlalu besar. Hal ini karena saat ini lebih banyak kampanye dilakukan secara digital sehingga mengurangi permintaan atribut kampanye.