KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan waktu kampanye mulai 23 September 2018-13 April 2019. Tahapan kampanye seharusnya menjadi sarana pendidikan bagi pemilih. Namun, pada faktanya, selama tiga bulan pelaksanaan kampanye, narasi kampanye dipenuhi ujaran kebencian, hoax, fitnah, kampanye hitam, dan perdebatan sangat minim data. "Narasi negatif tersebar secara masif melalui media sosial," kata Ketua DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan, Bursah Zarnubi, di acara refleksi akhir tahun 2018 dengan tema: "Memperteguh Komitmen Kebangsaan di Tahun Politik", di Jakarta Pusat, Minggu (30/12). Menurut dia, jargon dan kampanye politik bukan lagi bersifat adu program, tetapi menonjolkan politik identitas dan SARA. Dia merisaukan pernyataan sejumlah tokoh politik yang mengibaratkan Pilpres 2019 sebagai Baratayudha, Armageddon, atau perang badar.
Kampanye Pemilu 2019 dinilai tonjolkan narasi negatif daripada pendidikan politik
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan waktu kampanye mulai 23 September 2018-13 April 2019. Tahapan kampanye seharusnya menjadi sarana pendidikan bagi pemilih. Namun, pada faktanya, selama tiga bulan pelaksanaan kampanye, narasi kampanye dipenuhi ujaran kebencian, hoax, fitnah, kampanye hitam, dan perdebatan sangat minim data. "Narasi negatif tersebar secara masif melalui media sosial," kata Ketua DPP Perkumpulan Gerakan Kebangsaan, Bursah Zarnubi, di acara refleksi akhir tahun 2018 dengan tema: "Memperteguh Komitmen Kebangsaan di Tahun Politik", di Jakarta Pusat, Minggu (30/12). Menurut dia, jargon dan kampanye politik bukan lagi bersifat adu program, tetapi menonjolkan politik identitas dan SARA. Dia merisaukan pernyataan sejumlah tokoh politik yang mengibaratkan Pilpres 2019 sebagai Baratayudha, Armageddon, atau perang badar.