NEW YORK. Saat ini di Wall Street, isu kepemilikan jet perusahaan menjadi hal yang sangat sensitif. Baik Kongres maupun warga AS terus melancarkan kritik sejak para eksekutif bank melakukan penerbangan dengan jet pribadi ke Washington untuk meminta dana bailout. Namun kini, produsen jet Cessna Aircraft Co dan Hawker Beechcraft Inc melakukan hal sebaliknya. Kedua perusahaan tersebut malah melakukan kampanye untuk meyakinkan para eksekutif agar tidak mau didikte oleh siapa pun. Dalam sebuah iklan, Cessna menulis, “Intimidasi tidak akan membuat Anda berkembang. Visi yang sesungguhnya lah yang akan terus maju.”
Chief Executive Cessna Jack J Pelton bilang, saat ini dukungan penuh terhadap sektor perbankan sangat diperlukan. “Perbankan membutuhkan dukungan penuh untuk menggunakan jet pribadi. Sebab, penggunaan jet itu tidak hanya ditujukan agar dapat bertahan di tengah krisis global, tapi juga untuk mencari jalan keluar dari krisis ini.” Pelton juga menambahkan, terdapat salah persepsi dalam melihat dan menilai bisnis penerbangan saat ini. “Banyak yang berpendapat, CEO terbang dengan menggunakan pesawat mewah yang luas. Padahal, mayoritas dari pesawat adalah Spartan, yang didesain khusus untuk melakukan bisnis, dengan luas kabin seukuran dengan minivan atau SUV,” jelasnya. Kampanye iklan ini juga ingin menunjukkan bahwa Cessna ingin meluruskan “misinformasi” tentang penggunaan jet untuk bisnis. Menurut Cessna, mayoritas dari pengguna jet adalah manager di lini tengah atau teknisi. Bahkan 85% jet perusahaan digunakan oleh bisnis skala kecil dan menengah. Kampanye ini akan dipublikasikan di sejumlah harian bisnis nasional dan majalah di Amrik. Menurunnya penjualan dan penyewaan jet pribadi membuat kinerja Cessna jeblok tahun ini. Alhasil, perusahaan yang berbasis di Rhode Island ini berencana akan merumahkan 4.600 pekerja pada akhir Maret nanti. Jumlah itu mewakili sekitar 30% dari total armada kerja Cessna di seluruh dunia yang mencapai 15.000 orang.