KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Trok... tok... tok... tok..., suara bising seperti ini sangat akrab bagi penduduk di kawasan Kampung Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara. Ya, suara itu merupakan bunyi khas mesin perahu tradisional para nelayan yang mungkin tidak akrab di telinga warga perkotaan. Masyarakat di pesisir utara Jakarta menyebutnya dengan mesin klotok, bagi mesin penggerak kapal-kapal yang bersandar di kampung mereka. "Ya beginilah kondisinya setiap hari dan saya sudah biasa mendengarnya. Buat yang belum terbiasa, ya, pasti bunyinya terasa berisik," ucap Pepeng, warga di Kampung Nelayan saat membuka obrolan dengan KONTAN. Menurut Pepeng ada sekitar 150-an kepala keluarga yang menggantungkan penghidupan sebagai nelayan di tempat ini. Termasuk juga dirinya. Pepeng sudah puluhan tahun menjalani profesi sebagai nelayan. Ia sudah terbiasa hidup berpindah-pindah dari satu wilayah perairan satu ke perairan lain, dan bersandar dari satu dermaga ke dermaga lain.
Kampung nelayan Cilincing tempat bersandar 150 nelayan (bagian 1)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Trok... tok... tok... tok..., suara bising seperti ini sangat akrab bagi penduduk di kawasan Kampung Nelayan, Cilincing, Jakarta Utara. Ya, suara itu merupakan bunyi khas mesin perahu tradisional para nelayan yang mungkin tidak akrab di telinga warga perkotaan. Masyarakat di pesisir utara Jakarta menyebutnya dengan mesin klotok, bagi mesin penggerak kapal-kapal yang bersandar di kampung mereka. "Ya beginilah kondisinya setiap hari dan saya sudah biasa mendengarnya. Buat yang belum terbiasa, ya, pasti bunyinya terasa berisik," ucap Pepeng, warga di Kampung Nelayan saat membuka obrolan dengan KONTAN. Menurut Pepeng ada sekitar 150-an kepala keluarga yang menggantungkan penghidupan sebagai nelayan di tempat ini. Termasuk juga dirinya. Pepeng sudah puluhan tahun menjalani profesi sebagai nelayan. Ia sudah terbiasa hidup berpindah-pindah dari satu wilayah perairan satu ke perairan lain, dan bersandar dari satu dermaga ke dermaga lain.