KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siang itu, sembari kapal bersandar di Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara, nampak beberapa nelayan merapikan isi kapal. Ada yang merapikan dan membersihkan jala, ada yang lalu lalang membawa solar untuk isi ulang bahan bakar kapal. Ada pula yang tengah beristirahat di atas kapal. Itulah pemandangan keseharian dari kampung tersebut yang menjadi sandaran hidup ratusan nelayan. Setiap hari para nelayan disibukkan mencari nafkah dan kejar setoran. Hingga tanpa mereka sadari, air laut di kawasan tersebut sudah tercemar. Ini terlihat dari warna air laut yang mencuri perhatian. Warnanya hitam pekat ditambah dengan banyaknya sampah aneka rupa yang mengambang. "Semakin lama mencari ikan makin susah di pinggiran. Tahu sendiri di pinggiran laut, airnya saja sudah keruh. Jadi mencari ikan semakin ke tengah," jelas Pepeng, penduduk setempat yang kini berprofesi berdagang ikan dan hasil laut lainnya ke KONTAN.
Kampung nelayan Cilincing tempat bersandar 150 nelayan (bagian 3)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Siang itu, sembari kapal bersandar di Kampung Nelayan Cilincing, Jakarta Utara, nampak beberapa nelayan merapikan isi kapal. Ada yang merapikan dan membersihkan jala, ada yang lalu lalang membawa solar untuk isi ulang bahan bakar kapal. Ada pula yang tengah beristirahat di atas kapal. Itulah pemandangan keseharian dari kampung tersebut yang menjadi sandaran hidup ratusan nelayan. Setiap hari para nelayan disibukkan mencari nafkah dan kejar setoran. Hingga tanpa mereka sadari, air laut di kawasan tersebut sudah tercemar. Ini terlihat dari warna air laut yang mencuri perhatian. Warnanya hitam pekat ditambah dengan banyaknya sampah aneka rupa yang mengambang. "Semakin lama mencari ikan makin susah di pinggiran. Tahu sendiri di pinggiran laut, airnya saja sudah keruh. Jadi mencari ikan semakin ke tengah," jelas Pepeng, penduduk setempat yang kini berprofesi berdagang ikan dan hasil laut lainnya ke KONTAN.