KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah pesatnya pertumbuhan industri kreatif dan event berskala nasional, kebutuhan talenta muda yang kreatif dan memiliki pemahaman strategis lintas disiplin kian meningkat.

Perubahan perilaku konsumen, dinamika industri musik, serta tuntutan kolaborasi antara brand, seniman, dan institusi budaya mendorong perlunya pendidikan yang lebih aplikatif dan terhubung langsung dengan ekosistem industri kreatif.

Seperti diketahui, ekonomi kreatif berkontribusi signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia. Pertumbuhan ini ditopang berbagai subsektor, seperti musik, desain, dan media digital. Seiring perkembangan tersebut, pelaku industri menempatkan kemampuan analitis, pemahaman branding, serta kolaborasi lintas disiplin sebagai kompetensi kunci talenta masa depan.

KB Bank dan Indonesia Eximbank Jalin Sinergi Untuk Perkuat Pembiayaan Ekspor Nasional

Menjawab tantangan itu, Universitas Prasetiya Mulya menghadirkan pembelajaran kolaboratif melalui kerja sama strategis antara program S1 Branding dan S1 Event. Salah satunya diwujudkan lewat proyek Ujian Akhir Semester (UAS) yang melibatkan pelaku industri kreatif, institusi budaya, dan pemangku kebijakan.

Proyek ini digarap secara kolaboratif dengan dukungan Manajer Program Studi S1 Event Hanesman Alkhair MM, Manajer Program Studi S1 Branding Novi Amelia MSM, serta para dosen pengampu. 

Baca Juga: Rayakan Hari Ekonomi Kreatif Nasional dengan Wawasan Eksklusif Business Insight

Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa menganalisis karya grup musik The Overtunes melalui tiga mata kuliah elektif S1 Branding semester tujuh, yakni Arts Marketing, Cultural Branding, serta City Branding & Historic Urban Landscape for Sustainability. Pembelajaran terintegrasi ini juga diperkuat oleh mata kuliah jangkar S1 Event semester satu, Event Operation Management 1.

Kegiatan tersebut  dihadiri  Wakil Menteri Ekonomi Kreatif Irene Umar. Dia menyampaikan  bahwa peran strategis ekonomi kreatif dalam membentuk pendekatan branding dan pemasaran seni masa kini. “Kolaborasi hexa helix antara kampus, industri, budaya, dan pemerintah menjadi kunci membangun ekosistem ekonomi kreatif yang berkelanjutan,” ujar Irene salam keterangannya, Senin (22/12).

Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan langsung mahasiswa dengan industri dan institusi budaya agar pembelajaran tidak berhenti pada tataran konseptual, melainkan menghasilkan kesiapan nyata.

Baca Juga: Ekonomi Kreatif Melesat, Hiburan Jadi Penggerak Baru Pertumbuhan

Proyek kolaboratif ini melibatkan lebih dari 100 mahasiswa yang terbagi dalam 27 kelompok dengan beragam isu kekaryaan berbasis inklusivitas. Setelah melalui proses kurasi, terpilih sembilan karya terbaik yang dipresentasikan langsung di hadapan personel The Overtunes sebagai dewan juri.

Proses penjurian final di Auditorium Museum Bank Indonesia memberikan pengalaman langsung bagi mahasiswa dalam memahami keterkaitan industri kreatif dan event dengan city branding, literasi budaya, serta pemasaran seni. Kegiatan ditutup dengan konser mini The Overtunes yang disambut antusias para peserta.

Selanjutnya: Glencore Akuisisi Mayoritas Saham Pemasok Bahan Bakar Belanda FincoEnergies

Menarik Dibaca: Promo HokBen Hari Ibu 22-24 Desember 2025, Paket Makan Berdua Cuma Rp 30.000-an/Orang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News