KONTAN.CO.ID - OTTAWA. Gencarnya serangan Presiden AS Donald Trump terhadap Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau telah mendorong hubungan bilateral dua negara ke titik terendah mereka dalam beberapa dekade. Ottawa tak punya banyak pilihan untuk mencegah perang dagang dengan tetangganya yang jauh lebih besar itu. Trump menghancurkan pertemuan puncak G7 di Kanada selama akhir pekan. Selain mengecam Trudeau sebagai "sangat tidak jujur dan lemah", Trump juga meningkatkan prospek pengenaan tarif impor otomotif, sebuah langkah yang akan membahayakan ekonomi Kanada. Serangannya yang tak terduga dan luar biasa membuat bingung para pejabat Kanada. Tetangga sebelah utara AS itu telah berusaha melancarkan kampanye selama 18 bulan untuk menciptakan sekutu di antara para pembuat kebijakan AS dan para pemimpin bisnis untuk membela kepentingan Kanada.
Orang-orang yang dekat dengan situasi ini mengatakan bahwa mereka kecewa karena kampanye itu tidak seproduktif yang mereka harapkan. Sengketa tingkat tinggi ini membebani dolar Kanada pada hari Senin. Ottawa telah berjanji membalas pengenaan tarif pajak AS atas impor logam dari Kanada, pemasok baja terbesar ke Amerika Serikat. Tetapi Kanada akan menghadapi kemungkinan perang dagang berkepanjangan melawan negara yang 10 kali lebih besar secara ekonomi dan menjadi tujuan utama ekspornya. "Ada batas terhadap apa yang bisa kami capai di Kanada. Satu-satunya yang mampu membujuk Trump untuk menghentikan ini adalah orang di Amerika Serikat sendiri," kata satu orang yang dekat dengan masalah itu kepada Reuters. Melihat terbatasnya pilihan mereka, para pejabat Kanada berencana mengupayakan lebih keras lobi mereka di AS terhadap anggota parlemen yang bersimpati, mengandalkan dukungan dari negara-negara sekutu, serta berharap Trump tidak melaksanakan semua ancaman. Para pejabat Kanada telah menekankan betapa luas hubungan perdagangan kedua negara, menunjukkan bahwa Kanada merupakan tujuan ekspor utama 35 negara bagian AS, serta 9 juta pekerjaan di AS bergantung pada perdagangan dengan tetangga utaranya. Di pihak lain, penasehat ekonomi Gedung Putih Peter Navarro yang pernah mengatakan ada "tempat khusus di neraka" bagi Trudeau, mengkritik pendekatan Kanada terebut. Dia berujar bahwa Kanada seharusnya menghabiskan lebih banyak waktu di meja perundingan ketimbang melobi Capitol Hill, pers, dan pemerintah negara bagian. Trump dan para deputinya mengecam Trudeau karena berbicara dalam sebuah konferensi pers akhir konferensi G7 bahwa Kanada tidak akan mau didorong dengan tarif -sebuah poin yang pernah beberapa kali dinyatakan perdana menteri Kanada itu. Trudeau sendiri mengesampingkan pertanyaan tentang serangan dari Washington. "Kami tidak akan terlibat dalam penghinaan," kata seseorang yang dekat dengan perdana menteri. "Kami akan terus berusaha menjangkau dan menemukan orang yang bisa diajak bicara." Para pembuat kebijakan senior AS seperti Ketua DPR Paul Ryan telah menyuarakan keprihatinan dengan Gedung Putih tentang kebijakan perdagangan Trump, termasuk keputusan untuk memberlakukan tarif baja dan aluminium. Senator Republik Bob Corker mengatakan sebuah undang-undang baru yang akan diperkenalkan minggu ini bakal memaksa Trump memperoleh persetujuan kongres sebelum mengenakan tarif atas dasar keamanan nasional. Juru bicara Menteri Luar Negeri Kanada Chrystia Freeland mengatakan, pemerintah telah membangun "hubungan yang berharga" di Amerika Serikat, mulai dari administrasi hingga buruh yang terorganisir dan akan melanjutkan kampanyenya.
Satu alasan baru optimisme di Ottawa adalah kekuatan baru. Tarif baja dan aluminium Trump menyatukan Uni Eropa, Kanada, Meksiko dan Jepang, yang semuanya bersumpah akan melakukan tindakan pembalasan. Negara-negara itu berkoordinasi erat, kata Freeland. Di dalam negeri, Trudeau juga mendapat dukungan dari seluruh pelosok, termasuk semua partai oposisi. Ketidakpastian Trump dan catatan sejarahnya yang tidak selalu melakukan ancaman menyebabkan beberapa orang di pemerintah Kanada percaya bahwa dia mungkin mundur dari ancaman tarif otomotif. "Dia berbicara tentang pajak perbatasan dan tidak memaksakannya. Dia berbicara tentang menarik keluar dari NAFTA tetapi belum melakukannya," kata sumber kepada Reuters. "Jadi kita selalu bisa berharap.
Editor: Hasbi Maulana