Kanal keagenan masih diperlukan di industri asuransi jiwa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kanal keagenan di industri asuransi jiwa tampaknya masih terdampak pandemi Covid-19 yang mengakibatkan kontribusinya terus menurun. Meski demikian, kanal ini masih dibutuhkan di industri ini untuk memasarkan produk asuransi.

Kalau melihat catatan Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) semester I-2021, nilai pendapatan premi yang berasal dari kanal keagenan mengalami penurunan 4,9% year-on-year menjadi Rp 30,44 triliun. Bahkan, capaian tersebut sudah turun 15,84% dari semester pertama tahun 2019 yang saat itu belum ada pandemi Covid-19.

AAJI pun menilai capaian tersebut bersifat sementara mengingat di masa pandemi ini beberapa agen kesulitan melakukan pertemuan tatap muka dengan nasabah. Untuk saat ini, kanal bancassurance dan kanal distribusi alternatif mengambil peran dengan masing-masing mencatatkan pertumbuhan premi sebesar 27,3% yoy dan 35,8% yoy.


“Tapi setelah keadaan kembali normal, keagenan ini masih terus tumbuh. Apalagi keagenan ini memberikan lapangan pekerjaan yang besar juga bagi masyarakat,” ujar Kepala Bidang Operasional & Perlindungan Konsumen AAJI Freddy Thamrin, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Askrindo Syariah perluas jaringan mitra di Lampung dan Palembang

Adapun, di tengah kondisi yang serba terbatas ini, para agen asuransi juga dinilai bisa terus memasarkan produk asuransi dengan memanfaatkan teknologi yang ada meskipun tidak dapat seoptimal seperti dalam kondisi normal.

Penurunan kontribusi kanal keagenan pun juga dirasakan oleh beberapa pemain, salah satunya BNI Life. Direktur Keuangan BNI Life Eben Eser Nainggolan bilang kanal ini masih ada perlambatan produksi dibandingkan tahun sebelumnya namun ia tak menyampaikan besaran penurunannya.

Saat ini, kanal keagenan di BNI Life berkontribusi sebesar 4% dari total pendapatan premi yang sampai Agustus 2021 tercatat sebesar Rp 2,95 triliun. Kontribusi premi terbesar masih berasal dari kanal bancassurance sebesar 66% dan sisanya dari kanal employee benefit. “Namun seiring membaiknya situasi terkait pandemi, kami optimis produksi distribusi keagenan akan rebound ke arah yang lebih baik untuk ke depannya,” ujar Eben.

Sedikit berbeda, Allianz Life justru mencatat ada pertumbuhan pendapatan premi dari kanal keagenan sebesar 12,4% dan memberikan kontribusi 36,9% dari total pendapatan premi di Semester I-2021.

Baca Juga: Dapat suntikan dana Rp 20 triliun, IFG segera tuntaskan restrukturisasi Jiwasraya

Namun, kanal distribusi bancassurance masih memberikan kontribusi yang sebesar 60% dari total pendapatan premi Allianz Life di semester I-2021 yang tercatat Rp 10,4 triliun.

Direktur Allianz Life Indonesia Cui Cui pun bilang kanal distribusi keagenan akan terus berperan penting ke depannya karena kebanyakan nasabah memilih untuk berinteraksi langsung. “Apalagi untuk nasabah yang baru pertama kali membeli produk asuransi, agen kami akan membantu untuk mengarahkan, misalnya bagaimana cara mengajukan polis asuransi, berapa biaya perawatan yang dibutuhkan sehingga nasabah dapat memilih plan kesehatan yang tepat,” ujar Cui Cui.

Selanjutnya: Sun Life luncurkan dua produk proteksi kesehatan baru untuk generasi produktif

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .