Kans pebisnis logistik & transportasi dari jalur jalan tol Trans Jawa



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek positif jalan tol Trans Jawa terus menggelinding. Setelah pemerintah daerah bersolek diri menyambut investasi baru di koridor Trans Jawa, kini giliran industri logistik dan transportasi ikut menikmati manfaat jalan tol sepanjang lebih dari 1.000 kilometer, yang terbentang dari ujung barat hingga timur Pulau Jawa.

Untuk menyokong perekonomian, pemerintah didukung BUMN infrastruktur terus mengembangkan jaringan jalan di Indonesia. Dengan terhubungnya akses jalan, maka akan membuka sederet potensi ekonomi di sepanjang lintasan Trans Jawa, yang membelah setidaknya 40 kabupaten/kota di lima provinsi di Pulau Jawa.

Tim Jelajah Ekonomi KONTAN berkesempatan menyusuri jalur tol Trans Jawa selama tujuh hari pada akhir Februari lalu. Nah, Jumat (15/3) pekan lalu, hasil liputan yang mengangkat tema potensi daerah di sepanjang jalur Trans Jawa telah terbit perdana. Di edisi Jumat (22/3) hari ini, Tim Jelajah Ekonomi KONTAN menyajikan liputan mengenai potensi bisnis logistik dan transportasi setelah terbukanya jalur emas Trans Jawa.


Trans Jawa berpeluang membuka sumber ekonomi baru. Saya melihat, dampak Trans Jawa akan terasa dua hingga tiga tahun ke depan," kata Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldy Ilham Masita.

Selama ini, sektor logistik dan transportasi memang berperan strategis dalam perekonomian nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, perputaran uang berdasarkan Produk Domestik Bruto sektor transportasi dan pergudangan di sepanjang tahun lalu mencapai Rp 435,20 triliun. Jumlah tersebut setara 4,17% dari total PDB nasional.

Bahkan nilai PDB sektor transportasi dan pergudangan berada di atas PDB sektor real estate (Rp 300 triliun) dan PDB sektor jasa keuangan dan asuransi (Rp 415,6 triliun).

Indeks logistik

Dalam persaingan global, berdasarkan data Bank Dunia, indeks logistik Indonesia pada tahun lalu berada di peringkat 46 dari 160 negara. Pencapaian ini membaik dibandingkan tahun 2016 di posisi 63 dari 160 negara. Namun peringkat Indonesia masih di bawah sejumlah negara tetangga di ASEAN. Indeks logistik Singapura, misalnya, pada tahun lalu berada di peringkat ketujuh. Kemudian Thailand bertengger di peringkat ke-32, Vietnam peringkat 39, dan Malaysia peringkat 41. Meski demikian, indeks logistik Indonesia tahun 2018 mencatatkan kemajuan dengan melompat hingga 17 tingkat.

Dalam mengukur indeks logistik atau Logistic Performance Index (LPI) sebuah negara, Bank Dunia mempertimbangkan setidaknya enam parameter, seperti kemudahan dan efisiensi birokrasi di Bea Cukai, kualitas infrastruktur perdagangan dan transportasi, kompetensi dan kualitas layanan logistik, ketepatan waktu pengiriman serta kemampuan untuk melacak pengiriman.

Indonesia terus memperbaiki pelayanan, termasuk di bidang logistik dan transportasi. Oleh karena itu, kehadiran jalur tol Trans Jawa bisa membuka sederet akses perekonomian di Tanah Air.

Para pengusaha logistik dan transportasi sudah menangkap peluang itu. Satu indikasinya, volume penjualan kendaraan komersial (bus dan truk) pada tahun lalu mencapai 117.428 unit. Ini merupakan kali pertama dalam empat tahun terakhir penjualan bus dan truk menembus 100.000 unit.

Direktur Penjualan dan Promosi PT Hino Motors Sales Indonesia, Santiko Wardoyo, melihat pasar kendaraan komersial, termasuk truk, bisa naik pada tahun ini. Dipicu aktivitas tol Trans Jawa yang berkontribusi juga ke Hino, ungkap dia. Tahun ini, Hino membidik penjualan kendaraan naik 12% menjadi 45.000 unit.

Mitsubishi juga menilai pembangunan infrastruktur berpotensi mendongkrak penjualan kendaraan, baik segmen penumpang maupun komersial. "Kami berharap penjualan Mitsubishi Xpander, Pajero maupun Triton bisa meningkat seiring pembangunan infrastruktur di Indonesia," ungkap Naoya Nakamura, President Director PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia.

Kehadiran Trans Jawa diyakini akan mengerek daya saing dan efisiensi ekonomi. Sebab, jalan bebas hambatan itu mampu memangkas jarak dan waktu. Tapi masih ada yang mengganjal. Di mata sebagian pengguna tol, termasuk pengusaha logistik, tarif tol Trans Jawa perlu dikaji karena dinilai masih kemahalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat