JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Agri (ANJ Agri) melalui anak usahanya PT Sahabat Mewah dan Makmur (PT SMM) telah berhasil mendapatkan sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) alias sertifikat kelapa sawit berkelanjutan.Presiden Direktur PT ANJ Agri Koh Beng Hock mengatakan, sertifikasi ini adalah salah satu bentuk kontribusi kami kepada industri sawit di Indonesia dan dunia. “Dan membuktikan bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia dapat dijalankan secara berkelanjutan," ujarnya saat penyerahan sertifikat RSPO kepada PT ANJ Agri di Jakarta Jum'at (11/3).Sertifikasi RSPO untuk PT SMM ini diberikan untuk kebun kelapa sawit seluas 15.873 hektare (ha) dan satu pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton tandan buah segar per jam. Kebun dan pabrik kelapa sawit ini terletak di kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung. Koh Beng Hock mengungkapkan, dari total lahan sawit yang telah bersertifikasi RSPO ini, menghasilkan 65.000 ton CPO dan 14.000 ton inti sawit per tahun. Saat ini PT ANJ Agri juga tengah mempersiapkan proses sertifikasi RSPO untuk kebun milik perusahaan yang ada di Tapanuli Selatan seluas 9.800 ha. "Ini adalah komitmen kita untuk bisa mengikuti RSPO," jelasnya.Presiden Direktur PT TUV Nord Indonesia Robert Napitupulu menambahkan sertifikasi ini diberikan kepada PT SMM setelah dilakukan audit dan survei yang dilakukan sejak Desember 2009. "Setelah melakukan survei dan audit, maka pada Januari 2011 ini PT SMM bisa mendapatkan sertifikasi RSPO," jelasnya. Dengan sertifikasi ini, maka PT SMM menjadi perusahaan sawit ke 14 yang mendapatkan sertifikasi dari RSPO. Saat ini PT ANJ Agri memiliki tiga kebun kelapa sawit yang masing-masing terletak di kabupaten Padang Lawas Utara dan Padang Lawas di Sumatra Utara, di Kabupaten Belitung Timur, Belitung. Di luar itu, PT ANJ Agri juga sedang mengembangkan kebun kelapa sawit di Ketapang, Kalimantan Barat. Total luas kebun kelapa sawit milik ANJ Agri seluas 54.636 ha, dengan luas kebun yang tertanam sebanyak 33.028 ha. Dari jumlah itu, kebun yang menghasilkan seluas 29.843 ha.Tahun ini PT ANJ Agri mematok target produksi CPO dari seluruh kebunnya sebanyak 150.000 ton, naik ketimbang produksi CPO tahun lalu yang sebesar 125.000 ton. Sedangkan untuk PT SMM sendiri, Koh Beng Hock mengatakan produksinya dipatok sebesar 65.000 ton, naik dari tahun lalu yang sebesar 50.000 ton.Dengan mengantongi sertifikat RSPO ini, Koh Beng Hock bilang PT ANJ Agri juga telah siap untuk menjalankan sertifikasi ISPO yang diwajibkan oleh pemerintah Indonesia. "Apabila sudah menjalankan RSPO maka ISPO tidak masalah, kita siap," katanya.Untuk pemasarannya, Koh Beng Hock bilang selama ini CPO produksi PT ANJ Agri hanya dipasarkan di pasar lokal seperti pasar lelang Medan dan Jakarta. Dengan adanya sertifikat RSPO ini, maka CPO produksi PT ANJ Agri bisa dipasarkan ke pasar global, khususnya ke Eropa dan China yang memang mensyaratkan produk CPO yang berkelanjutan.Tapi, Koh Beng Hock bilang sampai saat ini PT ANJ Agri belum menjual CPO produksinya langsung ke pasar Eropa, tapi baru akan mencoba masuk melalui perusahaan pengumpul yang ditunjuk oleh RSPO seperti Green Palm. Dalam tiga bulan ke depan, ia bilang PT ANJ Agri baru akan mendaftar ke Green Palm dan akan disurvei misalnya mengenai berapa besar produksi CPO yang dihasilkan.Catatan saja, saat ini dari 3,7 juta ton CPO yang bersertifikasi RSPO atau yang sering disebut CSPO (Crude Sustainable Palm Oil), sebanyak 1 juta ton CSPO berasal dari Indonesia. CPO yang dihasilkan dari kebun yang bersertifikat kebun kelapa sawit berkelanjutan akan bisa mendapatkan harga premium di pasar internasional. "Dari segi nilai, ada harga premium yang didapat untuk CPO berkelanjutan sebesar US$ 10 - US$ 15 per ton," ungkapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kantongi sertifikat RSPO, PT ANJ Agri siap jual CPO ke pasar global
JAKARTA. PT Austindo Nusantara Jaya Agri (ANJ Agri) melalui anak usahanya PT Sahabat Mewah dan Makmur (PT SMM) telah berhasil mendapatkan sertifikat Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) alias sertifikat kelapa sawit berkelanjutan.Presiden Direktur PT ANJ Agri Koh Beng Hock mengatakan, sertifikasi ini adalah salah satu bentuk kontribusi kami kepada industri sawit di Indonesia dan dunia. “Dan membuktikan bahwa perkebunan kelapa sawit di Indonesia dapat dijalankan secara berkelanjutan," ujarnya saat penyerahan sertifikat RSPO kepada PT ANJ Agri di Jakarta Jum'at (11/3).Sertifikasi RSPO untuk PT SMM ini diberikan untuk kebun kelapa sawit seluas 15.873 hektare (ha) dan satu pabrik kelapa sawit berkapasitas 60 ton tandan buah segar per jam. Kebun dan pabrik kelapa sawit ini terletak di kabupaten Belitung Timur, Bangka Belitung. Koh Beng Hock mengungkapkan, dari total lahan sawit yang telah bersertifikasi RSPO ini, menghasilkan 65.000 ton CPO dan 14.000 ton inti sawit per tahun. Saat ini PT ANJ Agri juga tengah mempersiapkan proses sertifikasi RSPO untuk kebun milik perusahaan yang ada di Tapanuli Selatan seluas 9.800 ha. "Ini adalah komitmen kita untuk bisa mengikuti RSPO," jelasnya.Presiden Direktur PT TUV Nord Indonesia Robert Napitupulu menambahkan sertifikasi ini diberikan kepada PT SMM setelah dilakukan audit dan survei yang dilakukan sejak Desember 2009. "Setelah melakukan survei dan audit, maka pada Januari 2011 ini PT SMM bisa mendapatkan sertifikasi RSPO," jelasnya. Dengan sertifikasi ini, maka PT SMM menjadi perusahaan sawit ke 14 yang mendapatkan sertifikasi dari RSPO. Saat ini PT ANJ Agri memiliki tiga kebun kelapa sawit yang masing-masing terletak di kabupaten Padang Lawas Utara dan Padang Lawas di Sumatra Utara, di Kabupaten Belitung Timur, Belitung. Di luar itu, PT ANJ Agri juga sedang mengembangkan kebun kelapa sawit di Ketapang, Kalimantan Barat. Total luas kebun kelapa sawit milik ANJ Agri seluas 54.636 ha, dengan luas kebun yang tertanam sebanyak 33.028 ha. Dari jumlah itu, kebun yang menghasilkan seluas 29.843 ha.Tahun ini PT ANJ Agri mematok target produksi CPO dari seluruh kebunnya sebanyak 150.000 ton, naik ketimbang produksi CPO tahun lalu yang sebesar 125.000 ton. Sedangkan untuk PT SMM sendiri, Koh Beng Hock mengatakan produksinya dipatok sebesar 65.000 ton, naik dari tahun lalu yang sebesar 50.000 ton.Dengan mengantongi sertifikat RSPO ini, Koh Beng Hock bilang PT ANJ Agri juga telah siap untuk menjalankan sertifikasi ISPO yang diwajibkan oleh pemerintah Indonesia. "Apabila sudah menjalankan RSPO maka ISPO tidak masalah, kita siap," katanya.Untuk pemasarannya, Koh Beng Hock bilang selama ini CPO produksi PT ANJ Agri hanya dipasarkan di pasar lokal seperti pasar lelang Medan dan Jakarta. Dengan adanya sertifikat RSPO ini, maka CPO produksi PT ANJ Agri bisa dipasarkan ke pasar global, khususnya ke Eropa dan China yang memang mensyaratkan produk CPO yang berkelanjutan.Tapi, Koh Beng Hock bilang sampai saat ini PT ANJ Agri belum menjual CPO produksinya langsung ke pasar Eropa, tapi baru akan mencoba masuk melalui perusahaan pengumpul yang ditunjuk oleh RSPO seperti Green Palm. Dalam tiga bulan ke depan, ia bilang PT ANJ Agri baru akan mendaftar ke Green Palm dan akan disurvei misalnya mengenai berapa besar produksi CPO yang dihasilkan.Catatan saja, saat ini dari 3,7 juta ton CPO yang bersertifikasi RSPO atau yang sering disebut CSPO (Crude Sustainable Palm Oil), sebanyak 1 juta ton CSPO berasal dari Indonesia. CPO yang dihasilkan dari kebun yang bersertifikat kebun kelapa sawit berkelanjutan akan bisa mendapatkan harga premium di pasar internasional. "Dari segi nilai, ada harga premium yang didapat untuk CPO berkelanjutan sebesar US$ 10 - US$ 15 per ton," ungkapnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News