KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grab lagi-lagi menjadi sasaran protes para mitra pengemudi. Hari ini, Rabu (19/9), sejumlah pengemudi ojek online yang tergabung dalam Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) menggeruduk kantor Grab di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta. Bukan hanya mendatangi, tapi mereka turut menyegel kantor tersebut. "Penyegelan ini merupakan respon Garda terhadap manajemen Grab yang mengabaikan aspirasi ojek online," ujar Yudha Al Janata, penanggung jawab aksi yang dinamakan Aksi #199 Serentak Nasional itu dalam keterangan tertulis, Rabu (19/9). Setidaknya ada sejumlah alasan yang masih menjadi ganjalan pengemudi Grab sehingga mereka terus melakukan protes. Oleh karena itu, mereka menuntut ada tiga poin kepada manajemen Grab. Pertama, perjanjian kemitraan yang adil dan terbuka bagi kedua belah pihak. Kedua, menerapkan tarif dasar mekanisme transportasi itu bukan tarif supply demand. Terakhir, menghilangkan komisi aplikator sebesar 20%. Di kesempatan berbeda, manajemen Grab mengklaim sudah menanggapi tuntutan tersebut. Bahkan, sudah sejak beberapa bulan yang lalu. Ridzki Kramadibrata, Managing Director, Grab Indonesia dalam pesan resmi yang diterima Kontan.co.id mengatakan, pihak Grab hingga saat ini telah menindaklanjuti aspirasi GARDA. Pihaknya juga berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan mitranya. “Tidak hanya dari sisi tarif, tetapi melalui juga berbagai peningkatan layanan termasuk program kesejahteraan mitra yang berkesinambungan dan perbaikan sistem teknologi dimana perubahan positif termasuk peningkatan jumlah total pendapatan telah dirasakan oleh para mitra pengemudi yang aktif,” jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kantor Grab kembali digeruduk mitra pengemudi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Grab lagi-lagi menjadi sasaran protes para mitra pengemudi. Hari ini, Rabu (19/9), sejumlah pengemudi ojek online yang tergabung dalam Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) menggeruduk kantor Grab di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta. Bukan hanya mendatangi, tapi mereka turut menyegel kantor tersebut. "Penyegelan ini merupakan respon Garda terhadap manajemen Grab yang mengabaikan aspirasi ojek online," ujar Yudha Al Janata, penanggung jawab aksi yang dinamakan Aksi #199 Serentak Nasional itu dalam keterangan tertulis, Rabu (19/9). Setidaknya ada sejumlah alasan yang masih menjadi ganjalan pengemudi Grab sehingga mereka terus melakukan protes. Oleh karena itu, mereka menuntut ada tiga poin kepada manajemen Grab. Pertama, perjanjian kemitraan yang adil dan terbuka bagi kedua belah pihak. Kedua, menerapkan tarif dasar mekanisme transportasi itu bukan tarif supply demand. Terakhir, menghilangkan komisi aplikator sebesar 20%. Di kesempatan berbeda, manajemen Grab mengklaim sudah menanggapi tuntutan tersebut. Bahkan, sudah sejak beberapa bulan yang lalu. Ridzki Kramadibrata, Managing Director, Grab Indonesia dalam pesan resmi yang diterima Kontan.co.id mengatakan, pihak Grab hingga saat ini telah menindaklanjuti aspirasi GARDA. Pihaknya juga berkomitmen untuk menjaga kesejahteraan mitranya. “Tidak hanya dari sisi tarif, tetapi melalui juga berbagai peningkatan layanan termasuk program kesejahteraan mitra yang berkesinambungan dan perbaikan sistem teknologi dimana perubahan positif termasuk peningkatan jumlah total pendapatan telah dirasakan oleh para mitra pengemudi yang aktif,” jelasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News