KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT KAO Indonesia, mengklaim pangsa pasar produk pembalut Laurier telah mencapai 45% di tahun ini. Vice President Consumer Goods Rodamas Group, holding company PT KAO Indonesia, Rudolf Tjandra mengatakan hal itu membuat Laurier menempati posisi pertama dalam pasar pembalut di Indonesia, disusul oleh Charm di posisi kedua dan Softex di posisi ketiga. Menurutnya, secara keseluruhan, penetrasi pasar pembalut di Indonesia sudah sampai 90%. “Penetrasinya sudah cukup besar. Jadi, yang perlu ditingkatkan hanya jumlah pemakaiannya saja,” kata Rudolf saat dihubungi Kontan.co.id pada Jumat (30/11). Ia mengatakan, jumlah pemakaian pembalut Indonesia masih sangat kecil, yaitu 2-3 potong per hari. Padahal, angka pemakaian pembalut di negara maju sudah mencapai 5-6 potong per hari. Oleh karena itu, menurut dia, industri pembalut masih bisa berkembang dua kali lipat lebih besar. Ia memperkirakan angka itu baru akan dapat Indonesia capai sepuluh tahun lagi.
KAO Indonesia kuasai 45% pasar pembalut di Indonesia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT KAO Indonesia, mengklaim pangsa pasar produk pembalut Laurier telah mencapai 45% di tahun ini. Vice President Consumer Goods Rodamas Group, holding company PT KAO Indonesia, Rudolf Tjandra mengatakan hal itu membuat Laurier menempati posisi pertama dalam pasar pembalut di Indonesia, disusul oleh Charm di posisi kedua dan Softex di posisi ketiga. Menurutnya, secara keseluruhan, penetrasi pasar pembalut di Indonesia sudah sampai 90%. “Penetrasinya sudah cukup besar. Jadi, yang perlu ditingkatkan hanya jumlah pemakaiannya saja,” kata Rudolf saat dihubungi Kontan.co.id pada Jumat (30/11). Ia mengatakan, jumlah pemakaian pembalut Indonesia masih sangat kecil, yaitu 2-3 potong per hari. Padahal, angka pemakaian pembalut di negara maju sudah mencapai 5-6 potong per hari. Oleh karena itu, menurut dia, industri pembalut masih bisa berkembang dua kali lipat lebih besar. Ia memperkirakan angka itu baru akan dapat Indonesia capai sepuluh tahun lagi.