Kapal Perang Rusia Muncul di Perairan Kuba, Ada Apa?



KONTAN.CO.ID - HAVANA. Pada Sabtu (27/7/2024), penduduk Havana menyaksikan dari bibir pantai saat kapal perang Rusia tiba untuk kedua kalinya dalam beberapa bulan.

Ini merupakan kunjungan yang disebut Kuba sebagai kunjungan rutin.

Reuters memberitakan, pihak berwenang Kuba melepaskan tembakan ke udara untuk memberi tanda selamat dating. Sementara, nelayan yang penasaran menyaksikan dari kawasan pejalan kaki tepi pantai Havana saat kapal-kapal tersebut bergerak maju ke teluk. 


Penduduk Rusia juga termasuk di antara sedikit orang yang bangun pagi untuk melihat kedatangan armada tersebut.

Kapal patroli Neustrahimiy, kapal pelatihan Smolniy, dan kapal pendukung, semuanya dari Armada Baltik, dijadwalkan berangkat pada hari Selasa.

Sebuah pernyataan singkat oleh Angkatan Bersenjata Revolusioner Kuba menggambarkan kedatangan mereka sebagai hal rutin.

Sebuah kapal selam nuklir Rusia, fregat, dan kapal pendukung pada bulan Juni juga memamerkan kekuatan Moskow di pelabuhan Havana, kurang dari 100 mil (160 km) dari Florida.

"Penempatan pasukan Rusia di Atlantik tidak menimbulkan ancaman atau kekhawatiran langsung bagi Amerika Serikat," kata juru bicara Komando Utara AS.

Baca Juga: Vladimir Putin Peringatkan Aksi Amerika Bisa Picu Krisis Rudal ala Perang Dingin

Dia menambahkan bahwa komando tersebut memantau semua pendekatan ke Amerika Utara.

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Rusia meningkat sejak invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Dan, menurut pejabat AS, aktivitas angkatan laut Rusia - meskipun rutin di Atlantik - telah meningkat karena dukungan AS terhadap Ukraina.

Pada saat yang sama, hubungan antara sekutu Perang Dingin Rusia dan Kuba telah membaik secara nyata karena negara yang dipimpin Komunis itu berjuang melawan krisis ekonomi yang menurutnya sebagian besar disebabkan oleh sanksi AS.

Hubungan tingkat tinggi antara kedua negara telah meningkat ke tingkat yang tidak terlihat sejak jatuhnya mantan dermawan Kuba, Uni Soviet, dengan Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel sudah mengunjungi Moskow sebanyak empat kali.

Rusia telah mengirim minyak dan tepung. Selain itu, semakin banyak wisatawan ke negara Karibia itu, yang kekurangan uang tunai dan barang.

Warga Kuba menderita melalui pemadaman listrik setiap hari dan kesulitan lainnya. Kondisi itu mengakibatkan aksi protes yang tersebar dan migrasi yang memecahkan rekor.

Baca Juga: Rusia Kerahkan Drone Murah dari Plastik untuk jadi Mata-Mata Pertahanan Udara Ukraina

Ana Garces, seorang pensiunan berusia 78 tahun, mengatakan kepada Reuters bahwa ia ingat Uni Soviet adalah satu-satunya negara yang membantu Kuba selama krisis rudal tahun 1962, puncak ketegangan dengan Washington ketika dunia berada di ambang perang nuklir.

"Kami sangat berterima kasih," katanya. "Mengapa kami tidak menerimanya dengan tangan terbuka? Ini adalah persahabatan. Semua jenis kapal telah datang ke sini."

"Ini menunjukkan bagaimana negara lain mendukung kami dan sedikit menghilangkan mentalitas dunia tentang negara kami," tambah suaminya, pensiunan berusia 71 tahun Rolando Perez.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie