Kapal tenker di Arab Saudi meledak, harga minyak Brent kembali ke US$ 50 per barel



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga minyak mentah kembali menguat pada perdagangan hari ini dan mendorong Brent kembali ke atas $ 50 per barel. Kali ini harga didukung oleh harapan bahwa peluncuran vaksin virus corona akan mengangkat permintaan bahan bakar global. Di saat yang sama, ledakan kapal tanker di Arab Saudi turut mengguncang pasar emas hitam ini.

Senin (14/12) pukul 13.20 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Februari 2021 naik 31 sen atau 0,6% menjadi US$ 50,28 per barel. 

Serupa, harga minyak mentah berjangka jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Januari 2021 menguat 23 sen atau 0,5% ke level US$ 46,80 per barel.


Penguatan harga minyak ditunjang kegelisahan pasar terkait pasokan setelah sebuah perusahaan pelayaran mengatakan tanker minyaknya meledak saat melakukan bongkar muat di pelabuhan Jeddah yang berada di Arab Saudi.

Baca Juga: Harga minyak naik, didorong optimisme pasar jelang peluncuran vaksin Covid-19 di AS

Pekan lalu, Brent dan WTI telah menguat selama enam minggu berturut-turut. Ini jadi kenaikan terpanjang bagi harga minyak mentah sejak bulan Juni lalu.

Menambah sokongan bagi harga minyak datang dari Amerika Serikat yang memulai kampanye vaksinasi terhadap Covid-19. Hal ini meningkatkan harapan bahwa pembatasan pandemi dapat segera berakhir dan mengangkat permintaan di konsumen minyak terbesar dunia itu.

Perpanjangan pembicaraan Brexit di antara Inggris dan Uni Eropa juga mendukung pasar keuangan pada awal pekan ini. 

Namun, penguatan minyak terbatas karena negara-negara besar Eropa melanjutkan kebijakan lockdown untuk mengekang penyebaran Covid-19. Hal ini telah mengurangi permintaan bahan bakar. 

Misalnya, Jerman, yang merupakan ekonomi terbesar keempat di dunia, berencana untuk memberlakukan penguncian yang lebih ketat mulai Rabu untuk memerangi virus corona.

Investor kini menantikan dua pertemuan antara Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya termasuk Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+.

Baca Juga: Harga emas terkoreksi, dipicu sentimen vaksin Covid-19 di AS

Komite Pemantau Kementerian Bersama (JMMC) OPEC+ yang memantau kepatuhan di antara anggota akan bertemu pada 16 Desember. Sementara OPEC+ akan bertemu pada 4 Januari untuk mempelajari pasar setelah keputusan terakhir mereka untuk membatasi kenaikan produksi hingga 500.000 barel per hari mulai tahun depan.

Di AS, perusahaan energi minggu lalu menambahkan sebagian besar rig minyak dan gas alam dalam seminggu sejak Januari karena produsen terus kembali ke wellpad.

Dua kebakaran terpisah terjadi di terminal ekspor minyak mentah Qua Iboe Nigeria dan di pipa minyak di Iran pada hari Minggu, tetapi insiden tersebut sebagian besar telah diatasi sehingga kurang memberikan pengaruh pada harga minyak.

Selanjutnya: IHSG menguat 1,05% pada akhir perdagangan sesi I Senin (14/12), sentuh level 6.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari