Kapan Lebaran Ketupat 2024? Ini Sejarah dan Maknanya Bagi Masyarakat Jawa



KONTAN.CO.ID - Sejarah dan tradisi Lebaran Ketupat di masyarakat Jawa sudah terbentuk sejak lama. Orang Jawa umumnya mengenal dua kali pelaksanaan Lebaran, yaitu Idul Fitri dan Lebaran ketupat. 

Idul Fitri dilaksanakan tepat pada tanggal 1 Syawal, sedangkan Lebaran ketupat adalah satu minggu setelahnya, tepatnya pada 8 Syawal.

Jadi, jika 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada Rabu, 10 April 2024, maka Lebaran Ketupat 2024 akan jatuh pada Selasa, 16 April 2024. 


Tradisi Lebaran ketupat diselenggarakan pada hari ke delapan bulan Syawal setelah menyelesaikan puasa Syawal selama enam hari.  

Hal ini berdasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umat Islam untuk berpuasa sunnah 6 Hari di bulan Syawal. Lantas, seperti apa sejarah Lebaran Ketupat?

Baca Juga: Panduan Makan Sehat saat Lebaran, Yuk Terapkan!

Sejarah Lebaran Ketupat di Jawa  

Dikutip dari laman NU online, sejarah Lebaran ketupat pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. 

Sunan Kalijaga adalah salah satu dari sembilan wali atau Walisongo yang menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa.  

Saat itu, Sunan Kalijaga memperkenalkan dua istilah Bakda kepada masyarakat Jawa, Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.  

Bakda Lebaran dimulai dari prosesi pelaksanaan salat Ied satu Syawal hingga tradisi saling kunjung dan memaafkan sesama muslim. Sementara Bakda Kupat dirayakan seminggu sesudah Lebaran.

Saat Lebaran Ketupat, masyarakat muslim Jawa umumnya membuat ketupat, yaitu jenis makanan yang dibuat dari beras yang dimasukkan ke dalam anyaman daun kelapa (janur) yang dibuat berbentuk kantong, kemudian dimasak.

Setelah masak, ketupat tersebut diantarkan ke kerabat terdekat dan kepada mereka yang lebih tua. 

Baca Juga: 20 Kata-kata Mudik Lebaran 2024 yang Penuh Doa, Yuk Jadikan Caption di Sosmed!

Tujuan dan makna Lebaran Ketupat

Tujuan dan makna Lebaran Ketupat adalah sebagai simbol kebersamaan dan lambang kasih sayang. Salah satu daerah yang melestarikan Lebaran Ketupat adalah Surabaya. 

Dirangkum dari laman Kebudayaan.kemdikbud.go.id, bentuk tradisi Lebaran Ketupat di Surabaya yaitu dengan makan kupat bersama warga masyarakat di sekitarnya yang diadakan di masjid atau mushola. 

Setiap warga membawa sendiri-sendiri kupat atau ketupat dari rumah kemudian diadakan acara selamatan atau bancakan. 

Baca Juga: 20 Kata-kata Mudik Lebaran 2024 yang Penuh Doa, Yuk Jadikan Caption di Sosmed!

Setelah selesai selamatan, kupat tersebut kembali dibawa pulang. Warga biasanya membeli janur untuk membungkus kupat di pasar tradisional di sekitar wilayah Surabaya. 

Ketupat biasanya dibuat sehari sebelum acara riyoyo kupat, di mana sebelumnya warga juga saling berkunjung ke tetangga dan sanak saudara untuk mengantar ketupat sebagai media silaturahmi. 

Ketupat disajikan bersama makanan pendamping orang Surabaya mengistilahkan dengan nggowo konco) seperti kuah sup, lodeh, kare, sambel goreng ati, dan lain-lain.

Dalam tradisi masyarakat Jawa, terdapat aneka macam bentuk ketupat yang dimiliki tiap-tiap daerah yang juga memiliki arti dan maksud tersendiri.  

Baca Juga: Lebaran dengan Kelembutan Marble Cake Anti Gagal ala Chef Devina Hermawan dan Anchor!

Di antaranya ketupat bawang khas Madura, ketupat ini berbentuk persegi empat dan dianggap sebagai ketupat penyedap, sebagaimana bumbu masak berupa bawang.  

Lalu, ketupat glabed yang berasal dari Tegal. Kupat glabed adalah ketupat yang dimakan dengan kuah berwarna kuning kental.  

Sedangkan penamaan ketupat ini pun berasal dari ucapan orang Tegal yang mengekspresikan kekentalan kuah ketupat tersebut dengan istilah glabed-glabed-glabed. 

Juga ada  ketupat bebanci khas Betawi. Ketupat ini disantap dengan kuah santan berisi daging sapi dan diberi aneka bumbu seperti kemiri, bawang merah, bawang putih, cabai, dan rempah-rempah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News