Kapan Waktu yang Tepat Beli Rumah Kedua? Simak Penjelasannya



MOMSMONEY.ID - Waktu yang tepat beli rumah kedua? Simak penjelasannya berikut ini, yuk.

Setelah kredit kepemilikan rumah yang ditempati lunas, banyak orang mempertimbangkan untuk membeli rumah kedua.

Alasannya macam-macam, dari investasi, membelikan orangtua atau keluarga, mempersiapkan warisan untuk anak, dan sebagainya.  


Tapi, Melvin Mumpuni, Perencana Keuangan Oneshildt, mengatakan, keputusan membeli rumah kedua sebaiknya dilakukan ketika kondisi keuangan sudah stabil.

Selain itu, bisa juga karena ada kenaikan pendapatan secara signifikan dan alasan kebutuhan rumah yang lebih besar lantaran ada penambahan jumlah anggota keluarga.  

"Pembelian seperti ini bukan prioritas, tetapi disesuaikan kebutuhan," ujarnya kepada MomsMoney. 

Baca Juga: Hal yang Harus Diperhatikan saat Membeli Rumah Pertama

Jadi, ketika Anda pindah ke rumah kedua, rumah yang pertama kali Anda beli bisa disewakan. Atau sebaliknya, sehingga Anda mendapatkan pendapatan pasif dari properti. 

Seandainya Anda membeli rumah kedua dengan cara kredit, itu bukan masalah. "Tapi, tergantung dengan kondisi keuangan. Sudah sehat atau belum," ungkap Melvin. 

Ully Safitri, Perencana Keuangan Oneshildt, menyebutkan, maksimal cicilan utang dalam sebulan adalah sebesar 30% dari pendapatan.

Jika pos baru ini terpakai, semisal 10% dan masih ada ruang 20% untuk cicilan baru, maka tidak masalah Anda mengangsur rumah kedua untuk mengisi ruang tersebut. 

Menurut Ully, selama punya aset properti yang banyak adalah mimpi pribadi, maka rumah kedua itu bisa disewakan untuk menghasilkan pendapatan, dapat untuk penginapan.

Atau, bisa juga rumah kedua digunakan untuk liburan atawa tempat tinggal bagi orang tua atau mertua.

Baca Juga: 6 Tips Atur Keuangan untuk Beli Rumah KPR Sebelum Usia 30 Tahun

"Jadi, manfaat pembelian rumah kedua sebaiknya sejalan dengan  tujuan keuangan atau  mimpi Anda," kata Ully.

Ia bilang, saat beli rumah kedua, kondisi keuangan harus sehat karena hal itu merupakan komitmen jangka panjang. Apalagi, jika pembeliannya dilakukan secara kredit. 

Jadi, pastikan Anda memiliki kondisi keuangan bulanan yang sehat. "Artinya, income lebih besar daripada pengeluaran," pesan Ully. 

Di samping itu, sumber pendapatan juga harus stabil. Tak kalah penting untuk diperhatikan adalah porsi cicilan 30% dari penghasilan bulanan, belum terpakai sepenuhnya. 

Maka, saran Ully, perhatikan pula cicilan lain di luar KPR rumah pertama atau kedua. Misalnya, cicilan kartu kredit, paylater, dan lainnya. 

"Cicilan itu termasuk perhitungan utang, ya. Bukan sekadar utang jangka panjang saja yang diperhitungkan porsi cicilan bulanan," ungkap Ully. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Francisca bertha