JAKARTA. Produsen helm semakin giat memperluas pabrik. Asosiasi Industri Helm Indonesia (AIHI) memperkirakan, tahun ini, kapasitas produksi helm naik dari 23 juta menjadi 24 juta unit.

Sayang, produksi helm itu belum menyentuh kapasitas terpasangnya. Tahun lalu saja, dengan kapasitas 23 juta unit, produsen hanya mampu menghasilkan 14,5 juta helm bersertifikat Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib.

Padahal, Lim Thomas, Staf Ahli AIHI bilang, pasar helm tahun lalu mencapai 38 juta unit. Akibatnya, banyak pengendara sepeda motor yang tidak memakai helm ber-SNI.

Tunjukkan Kinerja Solid, Tugu Insurance Raih 2 Penghargaan Best Insurance

Data berbeda disuguhkan Bambang Setiadi, Kepala Badan Standarisasi Nasional (BSN). Menurut dia, pasar helm ber-SNI seluruhnya mencapai 50 juta unit. Namun, produsen baru bisa memasok sekitar 12 juta unit saja. "Sisanya diduga masih memakai helm tanpa SNI," terangnya.

Cuma, kondisi ini mungkin tidak akan bertahan lama. Soalnya, Undang-Undang Nomor 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada yang baru akan berlaku 1 April mendatang. Disana, pengendara motor wajib mengenakan helm ber-SNI.

Sejak tahun 2007, pertumbuhan produksi helm SNI memang terus meningkat. Disaat yang sama, pemberalkuan SNI Wajib juga membuat impor helm merosot tajam. Data Kementerian Perindustrian mencatat, tahun 2008, impor helm masih mencapai US$ 8 juta atau 4 juta unit.

Nah, Lim bilang, angka impor helm tersebut menurun sekitar 15% pada tahun lalu. Penurunan yang sama juga bakal berlanjut pada 2010. Hal ini lantaran importir harus melakukan proses sertifikasi SNI dan juga harus membuat label SNI dengan cara mencetak timbul (diembos).

Adapun pertumbuhan penjualan per tahun diperkirakan bakal menyamai pertumbuhan kendaraan bermotor. Alhasil, jika produsen kendaraan bermotor tahun ini bisa memproduksi sebanyak 6,3 juta unit maka Lim yakin akan terjadi penambahan pasar helm 6,3 juta unit juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News