Kapitalisasi pasar BCA tembus Rp 513 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BCA) terus menunjukan peningkatan signifikan. Setelah pada awal Oktober 2017 kapitalisasi pasar BCA menembus angka Rp 501,73 triliun, kini merujuk pada data Bloomberg (31/10) sudah mencapai Rp 513 triliun.

Nilai tersebut hampir mendekati dengan nilai kapitalisasi pasar bank terbesar di Asia Tenggara yakni Bank DBS. Tercatat saat ini kapitalisasi pasar atau market capitalization (Market Cap) DBS mencapai SGD 58,13 miliar atau sekitar Rp 578 triliun.

Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Perusahaan BCA Jan Hendra menyebut agak sulit untuk BCA mengejar selisih dengan DBS yang berada di kisaran Rp 65 triliun tersebut.


"Secara market cap, DBS Singapore cukup jauh Rp 65 triliun (dibandingkan BCA) masih lumayan jauh," kata Jan kepada Kontan.co.id, Selasa (31/10).

Pun, Hendra menyebut bukan hanya BCA saja yang mencatatkan peningkatan dari sisi kapitalisasi pasar. Menurutnya, belakangan ini memang terjadi peningkatan cukup signifikan dari kinerja industri perbankan secara keseluruhan. Dus, hal ini lah yang membuat saham bank ikut terkerek naik. "Kinerja industri perbankan secara umum juga membaik, jadi tentunya harga saham bank-bank ikut membaik," imbuhnya.

Sekadar informasi, sampai dengan kuartal III 2017 BCA memang telah mencatat perolehan aset sebesar Rp 793,88 triliun atau naik 12,1% secara tahunan atau year on year (yoy). Jumlah tersebut mempertahankan posisi BCA sebagai bank swasta terbesar dan menjaga posisi di urutan bank terbesar ke tiga dari sisi aset setelah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) dan PT Bank Mandiri Tbk.

Sementara itu, dari sisi outstanding kredit, bank bersandi emiten BBCA ini juga telah mencatat pertumbuhan di atas rata-rata industri yang masih satu digit di kuartal III 2017 menjadi Rp 439,57 triliun atau tumbuh 13,9%.

Bersamaan dengan itu, dana pihak ketiga (DPK) BCA juga tumbuh 16,5% menjadi Rp 574,39 triliun. Adapun, sampai akhir tahun Direktur Utama BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan mematok pertumbuhan aset di kisaran 10% sampai 12%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia