Kapitalisasi Pasar Bursa Naik 13% ytd, Ditopang Sektor Energi dan Konsumer



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat nilai kapitalisasi pasar atau market capitalization (market cap) sebesar Rp 9.333 triliun pada perdagangan Jumat (12/8). Nilai tersebut 13,05% lebih besar dari posisi akhir tahun 2021.

Mengutip Bloomberg, beberapa sektor dengan pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar tertinggi ada sektor konsumer diskresioner dengan kenaikan 65,92% dari periode akhir tahun 2021, atau naik sebesar Rp 346,66 triliun.

Kemudian ada sektor energi juga melonjak 59,56% dari awal tahun hingga perdagangan Jumat (12/8), atau dengan total kenaikan Rp 318,72 triliun. Lalu, ada sektor jasa telekomunikasi yang mengalami peningkatan 15,28% dari akhir tahun lalu hingga perdagangan Jumat (12/8) atau naik 157,85 triliun.


Baca Juga: Kapitalisasi Pasar BEI Tembus Rp 9.333 Triliun, Ini Pendorongnya

Di lain sisi, ada beberapa sektor yang mengalami penyusutan market cap. Misalnya ada sektor teknologi informasi yang turun 15,91% secara year to date, atau turun senilai Rp 31,51 triliun.

Market cap sektor real estate juga tercatat 6,31% lebih kecil atau terkikis Rp 15,03 triliun. Sektor kesehatan juga turun tipis 2,51% dari akhir tahun lalu atau turun Rp 5,95 triliun.

Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengungkapkan, sektor-sektor yang mengalami penurunan market cap sejalan dengan penurunan harga sahamnya.

Kendati demikian, ia bilang bukan berarti sektor-sektor tersebut memiliki prospek negatif, melainkan sedang terjadi profit taking karena sudah naik. 

"Ataupun sektornya sensitif dengan kenaikan suku bunga seperti sektor properti dan technology," kata Cheril kepada Kontan.co.id, Minggu (14/8).

Menurutnya, saham sektor teknologi masih menarik karena Indonesia di tahun depan akan memasuki tahun pemilu. Jadi, emiten sektor ini berpotensi memperoleh proyek kampanye.

Selain itu, tren pemulihan ekonomi yang masih berlanjut dapat mendorong pergerakan saham-saham di sektor teknologi, meski ada risiko kenaikan suku bunga. 

Dari sektor teknologi, Cheril menjagokan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) dan PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Baca Juga: Kapitalisasi Pasar Bursa Naik 0,54% Dalam Sepekan Menjadi Rp 9.333,890 Triliun

Sedangkan, untuk sektor-sektor yang mencatat pertumbuhan market cap lantaran harga sahamnya meningkat signifikan ketimbang sektor lainnya. Misalnya dari sektor energi, menjadi menarik karena permintaan masih tinggi.

"Krisis energi yang terjadi, apalagi di semester II-2022 ada musim dingin yang bisa meningkatkan permintaan komoditas energi khususnya batu bara di tengah embargo batu bara Rusia oleh Eropa," imbuh Cheril.

Beberapa saham yang masih layak dicermati menurut Cheril ada PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Indika Energy Tbk (INDY), dan PT Harum Energy Tbk (HRUM) dengan target kenaikan harga di 5%-10%.

Secara umum, Cheril menuturkan, pertumbuhan market cap pada 2022 lantaran antusiasme investor yang mendorong kenaikan harga saham emiten Indonesia, dimana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat 8,32% ytd.

Selain itu, market cap juga ditopang oleh makin banyaknya perusahaan tercatat di BEI sehingga memperbesar peluang investor untuk berpartisipasi. 

"Proyeksinya market cap masih akan terus bertumbuh seiring masih banyaknya perusahaan yang akan IPO di sisa 2022 ini. Tren pemulihan ekonomi juga menopang keyakinan investor pada pasar modal," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi