Kapitalisasi pasar emiten bank terus membesar



JAKARTA. Beberapa bank besar berhasil merajai emiten perbankan saat ini menggeser peringkat kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dari 10 emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar, empat emiten bank yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menguasai market cap senilai Rp 1.052,7 triliun pada bulan Februari 2015. Jumlah itu meningkat dibandingkan bulan Januari 2015 yang sebesar Rp 961,7 triliun.

BBRI menggeser kedudukan market cap PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang sebelumnya ada di posisi tiga. Lalu, BMRI menggeser peringkat PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) di posisi enam.


Analis Asjaya Indosurya Securities, Wiliiam Suryawijaya mengatakan, pada Februari lalul, emiten bank besar tersokong berita positif mengenai turunnya BI rate. Sehingga, saham-saham sektor perbankan mengalami kenaikan yang signifikan. "Pertumbuhan saham perbankan lebih stabil belakangan ini dibandingkan saham konsumer," ujarnya.

William bilang, belakangan ini, minat investor memang mengarah ke saham-saham sektor perbankan. Apalagi, setelah beberapa bank besar mengumumkan kinerja tahun 2014 yang cukup memuaskan. Ekspektasi investor terhadap saham perbankan dalam jangka panjang pun menjadi lebih positif.

Vice-President Investment PT Quant Kapital Investama, Hans Kwee mengatakan, lebih banyak sentimen positif yang mendorong saham perbankan. Ia mengatakan, adanya momentum pembagian dividen juga cukup membuat beberapa saham perbankan sudah mulai dikoleksi sejak bulan lalu.

Di sisi lain, ada ekspektasi negatif terhadap beberapa saham konsumer termasuk UNVR akibat pelemahan nilai tukar rupiah belakangan ini. Dus, pertumbuhan sahamnya lebih lambat.

Hans merekomendasikan buy saham BMRI dengan target harga Rp 13.600 per saham dan BBCA dengan target harga Rp 14.700 per saham. Sementara William merekomendasikan buy untuk BBNI dengan target harga Rp 8.200 per saham dan BBCA dengan target Rp 17.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa