KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai kapitalisasi pasar atau
market capitalization (market cap) Bursa Efek Indonesia (BEI) meningkat sebesar Rp 148,42 triliun sejak awal tahun hingga perdagangan Kamis (29/4). Berdasarkan RTI, nilai kapitalisasi pasar menunjukkan jumlah total nilai saham emiten yang tercatat di BEI sebesar Rp 7.141,52 triliun. Angka tersebut naik 2,11% dari posisi akhir tahun lalu yang mencapai Rp 6.993,91 triliun. Pertumbuhan nilai kapitalisasi pasar tersebut tak jauh berbeda dengan naikknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 0,57% secara year to date. Pada perdagangan hari ini, Kamis (29/4) IHSG menguat 0,64% ke level 6.012,96.
Jika melihat 10 saham dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di BEI, tercatat kapitalisasi PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp 790,19 triliun atau turun dari posisi awal tahun mencapai Rp 834,57 triliun.
Baca Juga: Perdana meluncur, indeks IDX-MES BUMN17 naik 1,46% PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga mengalami penurunan market cap yang posisi awal tahun sebesar Rp 514,35 triliun menjadi Rp 513,12 triliun. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) turut menyusut dari posisi awal tahun Rp 327,90 triliun menjadi Rp 317 triliun. PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) melemah dari Rp 280,40 triliun menjadi Rp 230,81 triliun. Nilai kapitalisasi PT Astra International Tbk (ASII) pun turut merosot dari posisi awal tahun Rp 243,91 triliun jadi Rp 219,62 triliun, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) juga turun menjadi Rp 152,38 triliun dari posisi awal tahun 2021 senilai Rp 175,06 triliun. Di lain sisi, nilai kapitalisasi pasar PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) meningkat dari awal tahun Rp 161,84 triliun menjadi Rp 177,44 triliun. Selain itu, ada anggota baru yang bergabung dalam jajaran 10 saham dengan nilai kapitalisasi terbesar, yakni Bank Jago (ARTO) dengan market cap Rp 143,76 triliun dan PT Elang Mahkota Teknologi dengan nilai kapitalisasi Rp 139,53 triliun. Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan, penguatan tipis IHSG juga menjadi salah satu pendorong meningkatnya market cap. Selain itu, ada beberapa emiten yang melakukan rights issue serta saham pendatang baru yang melakukan
initial public offering (IPO). Lebih lanjut ia menyampaikan, saham-saham yang mencatat penurunan harga dan nilai kapitalisasinya merupakan efek dari sejumlah sentimen global dan juga dana investor asing yang terus keluar dari pasar saham dalam negeri.
Baca Juga: IHSG naik 0,64% ke 6.012 di perdagangan Kamis (29/4), net sell asing Rp 20,13 miliar Memang jika mengacu data RTI, investor asing sudah hengkang dari pasar saham sebesar Rp 3,75 triliun di seluru pasar dalam jangka waktu satu bulan terakhir. Selain itu, beberapa saham-saham big caps ini juga menjadi pemberat pergerakan IHSG. Meski demikian, Zamzami memandang prospek saham-saham big caps ini terbilang positif sejalan dengan ekspektasi pemulihan ekonomi yang dinilai bisa memperbaiki laba emiten.
Menurutnya, berdasarkan konsensus juga banyak yang menilai masih ada upside potential pada saham-saham big caps ini. Dari jajaran saham-saham big caps, Zamzami menjagokan saham dari sektor perbankan seperti BBCA, BBRI, BMRI, kemudian juga ia menyukai saham INDF, UNTR, dan INTP. “Mereka kebanyakan sensitif terhadap recovery ekonomi, sehingga ekspektasi dapat perform, juga upside potential masih ada based on consensus,” tambah Zamzami ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (29/4). Untuk saat ini, pelaku pasar bisa mencermati saham
BBCA, adapun target harganya berada di Rp 37.800,
BBRI dengan target harga Rp 5.100,
BMRI dengan target harga Rp 7.900,
INDF dengan target harga Rp 8.700, saham
UNTR dengan target harga Rp 27.800, dan
INTP dengan target harga Rp 16.800.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi