KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teknologi kecerdasan buatan (AI) diperkirakan akan memberikan dampak ekonomi global sebesar US$15,7 triliun setiap tahunnya pada 2030, menurut proyeksi dari PwC. Potensi revolusioner ini serupa dengan dampak besar yang dihasilkan oleh pengenalan internet. Salah satu perusahaan yang memimpin revolusi AI ini adalah Nvidia (NASDAQ: NVDA), yang telah meraih pangsa pasar signifikan sejak ledakan AI pada akhir 2022. Kapitalisasi pasarnya kini mencapai US$3,4 triliun, hanya terpaut sekitar US$190 miliar dari Apple yang berada di posisi teratas dengan US$3,57 triliun.
Nvidia dan Keunggulan Teknologinya
Keberhasilan Nvidia sangat dipengaruhi oleh teknologi chip yang superior. Chip Nvidia dikenal lebih cepat dan efisien dibandingkan kompetitornya, seperti Advanced Micro Devices (AMD), yang membuat perusahaan ini menguasai sekitar 90% pasar chip AI.
Baca Juga: Meta Rilis Model Kecerdasan Buatan (AI) yang Dapat Evaluasi Kinerja Model AI Lainnya Pada kuartal terakhir, pendapatan bersih Nvidia dari pasar chip AI sekitar 25 kali lipat lebih besar dibandingkan AMD. Namun, Nvidia menyadari bahwa keunggulannya ini rentan, sehingga mereka berkomitmen untuk terus memperbarui chipnya setiap tahun, bukan setiap 2-3 tahun seperti sebelumnya. Chip Hopper milik Nvidia masih sangat diminati, bahkan Elon Musk baru-baru ini memesan 100.000 unit untuk membangun superkomputer tercepat di dunia. Namun, Nvidia sedang bersiap untuk meluncurkan chip generasi berikutnya, Blackwell, yang diproyeksikan akan menghasilkan US$10 miliar dalam pendapatan tambahan sebelum akhir tahun ini. Permintaan untuk chip Blackwell sangat tinggi, dan menurut beberapa laporan, stok chip ini sudah terjual habis untuk 12 bulan ke depan. Nvidia juga bekerja sama dengan Foxconn untuk membangun fasilitas produksi terbesar di dunia di Meksiko guna meningkatkan kapasitas produksi Blackwell.
Tantangan yang Dihadapi Apple
Meskipun Apple terus tumbuh, terutama dalam segmen layanan seperti Apple TV, Apple Music, dan App Store, ada kekhawatiran tentang penjualan iPhone terbaru yang kurang menggembirakan.
Baca Juga: TSMC Catat Lonjakan Laba Kuartal Ketiga 54% Berkat Permintaan Chip AI yang Meningkat Penjualan di pasar utama seperti China dilaporkan menurun, dan di Amerika Serikat, perusahaan mengandalkan integrasi AI mereka yang disebut Apple Intelligence untuk mendorong pengguna meningkatkan iPhone mereka. Namun, masih belum jelas apakah inovasi tersebut cukup signifikan untuk mendorong peningkatan besar dalam penjualan. Laporan keuangan Apple yang akan datang diharapkan dapat memberikan wawasan lebih lanjut mengenai kinerja penjualan iPhone dan potensi pertumbuhan segmen layanannya.
Nvidia Diprediksi Akan Melampaui Apple
Dengan peluncuran chip Blackwell dan permintaan yang kuat, Nvidia diprediksi akan mengalami kenaikan harga saham yang lebih cepat dibandingkan Apple. Rasio price-to-earnings (P/E) Nvidia memang cukup tinggi, yang menunjukkan bahwa investor mengharapkan pertumbuhan yang signifikan.
Jika Nvidia tidak mampu mempertahankan tingkat pertumbuhannya yang luar biasa, harga sahamnya mungkin akan turun. Namun, dengan laju pertumbuhan saat ini, tampaknya Nvidia masih dalam mode pertumbuhan tinggi.
Baca Juga: NVIDIA Dirumorkan Bakal Meluncurkan VGA Seri RTX 50 Awal Tahun Depan Metode yang lebih relevan untuk mengukur potensi saham Nvidia adalah rasio PEG, yang membandingkan rasio P/E perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang diharapkan. Rasio PEG Nvidia saat ini berada di 1,1, sementara Apple di 2,4, yang menunjukkan bahwa Nvidia menawarkan peluang yang lebih baik dalam hal pertumbuhan masa depan. Jika tren ini terus berlanjut, Nvidia memiliki peluang besar untuk melampaui Apple dan menjadi perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia.
Editor: Handoyo .