JAKARTA. Kendati tahun 2013 pasar properti Indonesia diguncang kenaikan BBM, lonjakan suku bunga dan regulasi Bank Indonesia mengenai Loan to Value, ternyata tak memengaruhi niat pengembang merealisasikan investasinya. Sepanjang 2013 lalu, nilai kapitalisasi pasar properti Nasional mencapai Rp 219 triliun. Nilai kapitalisasi ini bahkan tumbuh 15% ketimbang tahun sebelumnya yakni Rp 186,150 triliun. Data tersebut dikemukakan pengamat properti Nasional, Panangian Simanungkalit, kepada Kompas.com, Kamis (13/2). Menurut Panangian, tumbuhnya nilai kapitalisasi pasar properti Indonesia didorong oleh aksi ekspansi perusahaan pengembang kakap yang semakin agresif seiring kenaikan permintaan akibat meningkatnya daya beli, baik di kawasan Jadebotabek, maupun di kota lapis kedua di seluruh Indonesia. Pengembang tersebut, di antaranya adalah PT Lippo Karawaci Tbk di beberapa kota, termasuk Makassar, Sulawesi Selatan, Padang (Sumatera Barat), dan Medan (Sumatera Utara), PT Pakuwon Jati Tbk di Surabaya (Jawa Timur), PT Alam Sutera Realty Tbk di Serpong, Banten, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk, juga di Serpong, Banten dan beberapa kota lainnya. "Aksi ekspansi tersebut membuat nilai kapitalisasi pasar tumbuh positif. Dari jumlah senilai itu, 85 persennya dikuasai oleh properti untuk segmen menengah, dan menengah bawah," jelas Panangian. Dari segi jenis properti, lanjut Panangian, mayoritas adalah hunian (apartemen dan residensial tapak), disusul properti komersial perkantoran, dan pusat belanja. (Hilda B Alexander)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kapitalisasi properti 2013 tembus Rp 219 triliun!
JAKARTA. Kendati tahun 2013 pasar properti Indonesia diguncang kenaikan BBM, lonjakan suku bunga dan regulasi Bank Indonesia mengenai Loan to Value, ternyata tak memengaruhi niat pengembang merealisasikan investasinya. Sepanjang 2013 lalu, nilai kapitalisasi pasar properti Nasional mencapai Rp 219 triliun. Nilai kapitalisasi ini bahkan tumbuh 15% ketimbang tahun sebelumnya yakni Rp 186,150 triliun. Data tersebut dikemukakan pengamat properti Nasional, Panangian Simanungkalit, kepada Kompas.com, Kamis (13/2). Menurut Panangian, tumbuhnya nilai kapitalisasi pasar properti Indonesia didorong oleh aksi ekspansi perusahaan pengembang kakap yang semakin agresif seiring kenaikan permintaan akibat meningkatnya daya beli, baik di kawasan Jadebotabek, maupun di kota lapis kedua di seluruh Indonesia. Pengembang tersebut, di antaranya adalah PT Lippo Karawaci Tbk di beberapa kota, termasuk Makassar, Sulawesi Selatan, Padang (Sumatera Barat), dan Medan (Sumatera Utara), PT Pakuwon Jati Tbk di Surabaya (Jawa Timur), PT Alam Sutera Realty Tbk di Serpong, Banten, dan PT Bumi Serpong Damai Tbk, juga di Serpong, Banten dan beberapa kota lainnya. "Aksi ekspansi tersebut membuat nilai kapitalisasi pasar tumbuh positif. Dari jumlah senilai itu, 85 persennya dikuasai oleh properti untuk segmen menengah, dan menengah bawah," jelas Panangian. Dari segi jenis properti, lanjut Panangian, mayoritas adalah hunian (apartemen dan residensial tapak), disusul properti komersial perkantoran, dan pusat belanja. (Hilda B Alexander)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News