JAKARTA. Kapitalisasi pasar saham yang masuk Grup Bakrie terjun bebas. Penurunan harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memberikan kontribusi paling besar bagi penurunan kapitalisasi pasar emiten Grup Bakrie. Maklum saja, diantara emiten Grup Bakrie, BUMI yang paling gede kapitalisasi pasarnya. Sampai penutupan perdagangan kemarin (13/1), kapitalisasi pasar dari enam perusahaan milik Grup Bakrie tercatat tinggal Rp19,06 triliun (lihat tabel). Jumlah ini setara 1,75% total kapitalisasi pasar saham yang mencapai Rp 1.120,08 triliun. Oh ya, angka itu belum menyertakan kapitalisasi pasar PT Darma Henwa Tbk (DEWA) yang belum lama ini dicaplok BUMI. DEWA kini memiliki kapitalisasi pasar sekitar 0,8%. Padahal, menurut Equity Capital Market Strategist Trimegah Securities Satrio Utomo, kapitalisasi pasar emiten Grup Bakrie pernah mencapai 30%-40% dari kapitalisasi pasar 2008. Namun sejak krisis keuangan meruyak, harga saham emiten Grup Bakrie berguguran. Buntutnya, nilai kapitalisasi pasar emiten di Grup Bakrie pun kian mungil. Ambil contoh saham BUMI. Pada penutupan pasar kemarin, saham BUMI amblas lagi 8,7% menjadi Rp 520 per saham. Dus, harga saham BUMI sudah terpuruk 93,92% dari harga tertingginya, yakni Rp 8.550 per saham pada Juni 2008. Kapitalisasi pasar BUMI kini tinggal Rp 10,08 triliun atau 0,90% dari total kapitalisasi di Bursa Efek Indonesia. BUMI yang tahun lalu sempat menduduki tangga pertama kapitalisasi terbesar kini terlempar ke urutan 25. Satrio bilang, saham BUMI belakangan terus jatuh lantaran pasar merespon negatif aksi BUMI membeli DEWA, PT Fajar Bumi Sakti, serta PT pendopo Energi senilai Rp 6,18 triliun. "Investor menganggap aksi BUMI itu terlalu riskan," ujarnya. Apalagi kini investor mempertanyakan asal muasal sumber pendanaan BUMI melakukan akuisisi yang menelan dana Rp 6,2 triliun itu. "Ada rumor yang menyebut BUMI akan melakukan right issue," kata Satrio. Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Dileep Srivastava yakin harga saham BUMI akan naik lagi. Dengan begitu, kapitalisasi pasar BUMI akan kembali naik. "BUMI merupakan perusahaan yang kuat dengan pendapatan bersih US$ 490 juta sampai September 2008. Dua kali lipat dari pendapatan BUMI pada periode sama tahun sebelumnya," ujarnya. Tren penurunan kapitalisasi Grup Bakrie ini berseberangan dengan emiten perbankan. Tiga bank, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Mandiri Tbk masuk daftar 10 besar emiten berkapitalisasi terbesar. Nilai kapitalisasi pasar ketiga bank itu mencapai 15,6% dari total kapitalisasi pasar. "Suku bunga yang turun berdampak positif ke saham perbankan," kata Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Kapitalisasi Saham Bakrie Menyusut
JAKARTA. Kapitalisasi pasar saham yang masuk Grup Bakrie terjun bebas. Penurunan harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memberikan kontribusi paling besar bagi penurunan kapitalisasi pasar emiten Grup Bakrie. Maklum saja, diantara emiten Grup Bakrie, BUMI yang paling gede kapitalisasi pasarnya. Sampai penutupan perdagangan kemarin (13/1), kapitalisasi pasar dari enam perusahaan milik Grup Bakrie tercatat tinggal Rp19,06 triliun (lihat tabel). Jumlah ini setara 1,75% total kapitalisasi pasar saham yang mencapai Rp 1.120,08 triliun. Oh ya, angka itu belum menyertakan kapitalisasi pasar PT Darma Henwa Tbk (DEWA) yang belum lama ini dicaplok BUMI. DEWA kini memiliki kapitalisasi pasar sekitar 0,8%. Padahal, menurut Equity Capital Market Strategist Trimegah Securities Satrio Utomo, kapitalisasi pasar emiten Grup Bakrie pernah mencapai 30%-40% dari kapitalisasi pasar 2008. Namun sejak krisis keuangan meruyak, harga saham emiten Grup Bakrie berguguran. Buntutnya, nilai kapitalisasi pasar emiten di Grup Bakrie pun kian mungil. Ambil contoh saham BUMI. Pada penutupan pasar kemarin, saham BUMI amblas lagi 8,7% menjadi Rp 520 per saham. Dus, harga saham BUMI sudah terpuruk 93,92% dari harga tertingginya, yakni Rp 8.550 per saham pada Juni 2008. Kapitalisasi pasar BUMI kini tinggal Rp 10,08 triliun atau 0,90% dari total kapitalisasi di Bursa Efek Indonesia. BUMI yang tahun lalu sempat menduduki tangga pertama kapitalisasi terbesar kini terlempar ke urutan 25. Satrio bilang, saham BUMI belakangan terus jatuh lantaran pasar merespon negatif aksi BUMI membeli DEWA, PT Fajar Bumi Sakti, serta PT pendopo Energi senilai Rp 6,18 triliun. "Investor menganggap aksi BUMI itu terlalu riskan," ujarnya. Apalagi kini investor mempertanyakan asal muasal sumber pendanaan BUMI melakukan akuisisi yang menelan dana Rp 6,2 triliun itu. "Ada rumor yang menyebut BUMI akan melakukan right issue," kata Satrio. Direktur PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) Dileep Srivastava yakin harga saham BUMI akan naik lagi. Dengan begitu, kapitalisasi pasar BUMI akan kembali naik. "BUMI merupakan perusahaan yang kuat dengan pendapatan bersih US$ 490 juta sampai September 2008. Dua kali lipat dari pendapatan BUMI pada periode sama tahun sebelumnya," ujarnya. Tren penurunan kapitalisasi Grup Bakrie ini berseberangan dengan emiten perbankan. Tiga bank, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk, dan PT Bank Mandiri Tbk masuk daftar 10 besar emiten berkapitalisasi terbesar. Nilai kapitalisasi pasar ketiga bank itu mencapai 15,6% dari total kapitalisasi pasar. "Suku bunga yang turun berdampak positif ke saham perbankan," kata Kepala Riset Paramitra Alfa Sekuritas Pardomuan Sihombing.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News