JAKARTA. Setelah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar, kini giliran Kapolda Bali Irjen Arif Wachyunadi yang melaporkan harta kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pelaporan ini diduga masih terkait dengan rencana pergantian Kapolri Jenderal Timur Pradopo yang akan segera habis masa tugasnya. "Ini adalah kewajiban setiap penyelenggara negara untuk melaporkan harta kekayaannya, dan ini sudah saya lakukan," kata Arif saat ditemui di kantor KPK, Jakarta, Rabu (24/7). Yang dilaporkan terdiri dari rumah, tanah dan kendaraan. Sementara saat ditanya saat ditanya lebih lanjut mengenai jumlah hartanya, Arif enggan mengungkapkannya. “Mengenai besarannya saat ini masih dihitung oleh pihak KPK,” ujarnya. Sementara saat ditanya mengenai kansnya dalam pergantian jabatan Kapolri, ia juga enggan berkomentar. Arif mengaku saat ini hanya ingin fokus dengan tugasnya sebagai Kapolda Bali. Apalagi kata dia, sebentar lagi akan banyak acara internasional yang berlangsung di Bali seperti APEC, Miss World, Democracy Forum dan WTO. "Bali adalah daerah wisata, modal dasarnya harus aman, itu tanggung jawab saya dan kami fokus untuk itu," tandasnya. Sementara itu ketika di konfirmasi ke pihak KPK, juru bicara KPK Johan Budi mengatakan kedatangan Arif terkait pergantian pejabat Polri. Sayang ia tidak mengungkapkan apakah ini untuk menggantikan jabatan Kapolri Jenderal Timur Pradopo atau Wakapolri Komjen Nanan Soekarna. Seperti diketahui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah berencana mengganti Kapolri Jenderal Timur Pradopo pada bulan Agustus atau September ini. Pergantian ini dilakukan lebih cepat dari jadwal pensiunnya yang baru akan terjadi pada Januari 2014. Tak hanya jabatan Kapolri, ternyata jabatan Wakpolri Nanan Soekarna juga akan habis pada akhir bulan ini.
Kapolda Bali lapor harta ke KPK
JAKARTA. Setelah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Anang Iskandar, kini giliran Kapolda Bali Irjen Arif Wachyunadi yang melaporkan harta kekayaannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pelaporan ini diduga masih terkait dengan rencana pergantian Kapolri Jenderal Timur Pradopo yang akan segera habis masa tugasnya. "Ini adalah kewajiban setiap penyelenggara negara untuk melaporkan harta kekayaannya, dan ini sudah saya lakukan," kata Arif saat ditemui di kantor KPK, Jakarta, Rabu (24/7). Yang dilaporkan terdiri dari rumah, tanah dan kendaraan. Sementara saat ditanya saat ditanya lebih lanjut mengenai jumlah hartanya, Arif enggan mengungkapkannya. “Mengenai besarannya saat ini masih dihitung oleh pihak KPK,” ujarnya. Sementara saat ditanya mengenai kansnya dalam pergantian jabatan Kapolri, ia juga enggan berkomentar. Arif mengaku saat ini hanya ingin fokus dengan tugasnya sebagai Kapolda Bali. Apalagi kata dia, sebentar lagi akan banyak acara internasional yang berlangsung di Bali seperti APEC, Miss World, Democracy Forum dan WTO. "Bali adalah daerah wisata, modal dasarnya harus aman, itu tanggung jawab saya dan kami fokus untuk itu," tandasnya. Sementara itu ketika di konfirmasi ke pihak KPK, juru bicara KPK Johan Budi mengatakan kedatangan Arif terkait pergantian pejabat Polri. Sayang ia tidak mengungkapkan apakah ini untuk menggantikan jabatan Kapolri Jenderal Timur Pradopo atau Wakapolri Komjen Nanan Soekarna. Seperti diketahui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah berencana mengganti Kapolri Jenderal Timur Pradopo pada bulan Agustus atau September ini. Pergantian ini dilakukan lebih cepat dari jadwal pensiunnya yang baru akan terjadi pada Januari 2014. Tak hanya jabatan Kapolri, ternyata jabatan Wakpolri Nanan Soekarna juga akan habis pada akhir bulan ini.