Karena corona, Ciputra Residence: Penjualan produk properti menurun



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Industri properti terkena pukulan telak atas penyebaran virus korona. Selain konsumen menunda pembelian produk sampai dengan kemungkinan gagal bayar atas pembelian produk properti yang sudah dibeli karena adanya PHK.

Yance Onggo, Marketing Direktur PT Ciputra Residence mengungkapkan, semua jenis properti secara umum terkena dampak dari penyebaran virus korona. Dari soal pengembangan properti yang tidak berjalan dan penjualan baru menurun akibat penundaan pembelian.

Baca Juga: Ciputra Residence raih penjualan Rp 185 miliar secara online dalam sehari


Lalu, kata Yance, proses pembelian sulit karena ada Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) juga terjadi, potensi tingkat batal tinggi karena isu ekonomi, PHK, dan potongan gaji. Selain itu juga bank melakukan pengetatan persetujuan kredit.

"Tapi ada positifnya, dominasi market kita adalah orang lokal yang secara market masih ada meski menurun, konsumen properti kita bukan orang asing," ujar dia.

Yance menilai, meski market menurun tetapi tetap masih ada atau tidak sampai nol pembeli. Adapun jenis properti yang turun bukan saja residensial, tetapi juga kebutuhan kantor akan berkurang karena orang bekerja dari rumah, rumah sakit pendapatannya menurun karena orang menunda ke rumah sakit karena takut terpapar korona.

Kemudian juga hotel dan MICE juga terkena imbasnya, adapun konstruksi properti juga terkena karena supply chain ada yang berasal dari impor dan luar kota juga sulit karena ada PSBB. "Jumlah pekerjaan menurun, otomatis konstruksi turun," terangnya.

Baca Juga: Prospek Emiten Properti Masih Lesu

Yance mengatakan, dengan situasi seperti ini maka yang paling utama adalah menyelamatkan karyawan dengan melakukan WFH dan sistem piket. Kemudian, pihaknya mengoptimalkan teknologi untuk bisa berkomuniaksi dengan konsumen dan tenant. "Misalnya mau melihat progres pembangunan, kami siapkan online. Melalui online, pembayaran atau komplen bisa dilakukan," ujar dia.

Selain itu juga, optimalisasi melalui online juga dilakukan dengan broker, bank, dan kontraktor. "Ini cara baru operasional pelayanan konsumen," kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini