JAKARTA. Buah-buahan impor berbagai jenis semakin membanjiri pasar dalam negeri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor buah-buahan (HS 08) periode Januari-Februari 2011 senilai US$ 128.737.552. Nilai ini melesat sebanyak 63,87% dibanding Januari-Februari 2010 yang masih senilai US$ 78.560.941. Hasan Widjaja, Ketua Asosiasi Eksportir Sayuran dan Buah Indonesia (AESBI), mengatakan kenaikan impor itu disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor harga. Menurutnya, harga buah-buahan impor itu lebih murah ketimbang buah-buahan lokal. Harga buah-buahan impor bisa lebih murah Rp 3.000/kilogram (kg) dibanding buah lokal. Kedua, keberlangsungan pasokan. Hasan bilang, pasokan buah impor itu bisa berlangsung terus-menerus sepanjang tahun tanpa mengenal musim paceklik. Di sisi lain, pasokan buah lokal justru sering terkendala oleh faktor cuaca. "Jeruk sunkiest dari Cina itu ada terus sepanjang tahun," jelas Hasan kepada KONTAN, Rabu (20/4).
Karena lebih murah, buah impor merajai pasar
JAKARTA. Buah-buahan impor berbagai jenis semakin membanjiri pasar dalam negeri. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor buah-buahan (HS 08) periode Januari-Februari 2011 senilai US$ 128.737.552. Nilai ini melesat sebanyak 63,87% dibanding Januari-Februari 2010 yang masih senilai US$ 78.560.941. Hasan Widjaja, Ketua Asosiasi Eksportir Sayuran dan Buah Indonesia (AESBI), mengatakan kenaikan impor itu disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, faktor harga. Menurutnya, harga buah-buahan impor itu lebih murah ketimbang buah-buahan lokal. Harga buah-buahan impor bisa lebih murah Rp 3.000/kilogram (kg) dibanding buah lokal. Kedua, keberlangsungan pasokan. Hasan bilang, pasokan buah impor itu bisa berlangsung terus-menerus sepanjang tahun tanpa mengenal musim paceklik. Di sisi lain, pasokan buah lokal justru sering terkendala oleh faktor cuaca. "Jeruk sunkiest dari Cina itu ada terus sepanjang tahun," jelas Hasan kepada KONTAN, Rabu (20/4).