JAKARTA. PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK) berencana menerbitkan saham baru alias rights issue. Perusahaan pertambangan ini membidik dana minimal Rp 1,25 triliun dari hajatan itu. Duitnya untuk membiayai akuisisi tambang nikel dan pelabuhan di wilayah Sulawesi. Sekretaris Perusahaan KARK, Endang Wijaya, mengatakan, pihaknya sudah mendapat restu dari para pemegang saham untuk meningkatkan modal dasar. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) KARK, Jumat (9/4) pekan lalu, menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp 672,16 miliar menjadi sebesar Rp 5 triliun. Aksi korporasi ini merupakan bagian dari rencana KARK menerbitkan saham baru. "Minimal (nilainya) Rp 1,25 triliun," kata Endang kepada KONTAN, kemarin (11/4). Dia bilang, nilai rights issue bisa lebih tinggi lagi karena disesuaikan dengan nilai akuisisi.Dia mengaku, sudah ada satu bank asal Singapura yang siap menjadi pembeli siaga (standby buyer) saham baru KARK. "Mereka sudah menyediakan dana hingga US$ 200 juta," imbuh Endang. Rencananya, aksi korporasi itu akan dilangsungkan dalam semester satu tahun ini. Selain akuisisi, duit yang diperoleh dialokasikan buat modal kerja.
KARK Bidik Rp 1,2 Triliun dari Rights Issue
JAKARTA. PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK) berencana menerbitkan saham baru alias rights issue. Perusahaan pertambangan ini membidik dana minimal Rp 1,25 triliun dari hajatan itu. Duitnya untuk membiayai akuisisi tambang nikel dan pelabuhan di wilayah Sulawesi. Sekretaris Perusahaan KARK, Endang Wijaya, mengatakan, pihaknya sudah mendapat restu dari para pemegang saham untuk meningkatkan modal dasar. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) KARK, Jumat (9/4) pekan lalu, menyetujui peningkatan modal dasar dari Rp 672,16 miliar menjadi sebesar Rp 5 triliun. Aksi korporasi ini merupakan bagian dari rencana KARK menerbitkan saham baru. "Minimal (nilainya) Rp 1,25 triliun," kata Endang kepada KONTAN, kemarin (11/4). Dia bilang, nilai rights issue bisa lebih tinggi lagi karena disesuaikan dengan nilai akuisisi.Dia mengaku, sudah ada satu bank asal Singapura yang siap menjadi pembeli siaga (standby buyer) saham baru KARK. "Mereka sudah menyediakan dana hingga US$ 200 juta," imbuh Endang. Rencananya, aksi korporasi itu akan dilangsungkan dalam semester satu tahun ini. Selain akuisisi, duit yang diperoleh dialokasikan buat modal kerja.