KARK Raih Kontrak Lagi dari China



JAKARTA. PT Dayaindo Resources International Tbk (KARK) kembali memperoleh kontrak baru. Emiten ini mengantongi kontrak pengiriman batubara ke China. KARK akan menjual batubara ke Guangdong Zhenrong Energy. Nantinya, Guangdong akan memasok batubara ke pembangkit listrik di China.

Presiden Direktur KARK Sudiro Andi Wiguno mengatakan, KARK akan memasok batubara ke Guangdong selama 10 tahun. "Kami akan mengirimkan batubara ini pada tahun 2012," ujarnya, akhir pekan lalu (9/10).Dayaindo dan Guangdong sudah meneken perjanjian kerjasama akhir September 2009. Kata Sudiro, kelak KARK akan mengirimkan batubara berkalori rendah dan kalori tinggi sebanyak satu juta ton per bulan ke China.

Agar pasokan ke China berjalan lancar, KARK akan bekerjasama dengan beberapa perusahaan tambang batubara kelas menengah di Kalimantan. "Kami membeli batubara dari mereka dan menjualnya dengan harga premium. Kami akan mendapat selisih margin," ungkapnya.


Sekretaris Perusahaan KARK Endang Wijaya menambahkan, Dayaidno akan menggandeng lima perusahaan tambang di Kalimantan. Salah satunya adalah PT Alam Baru Mandiri yang memiliki dua kuasa pertambangan berkalori rendah maupun kalori tinggi. "Rata-rata satu kuasa pertambangan memproduksi 20.000 hingga 40.000 metrik ton per bulan," tegasnya.

Sebelumnya, Dayaindo juga sudah mengantongi kontrak pengiriman batubara ke China. Pembelinya pun sama yakni Guangdong Zhenrong Energy. Namun kontrak pengiriman batubara tersebut hanya akan berlangsung selama lima tahun.

Dayaindo akan memasok batubara berkalori rendah sebanyak 100.000 ton per bulan ke Negeri Tembok Raksasa itu. "Kami akan mulai mengirimkan batubara pada Oktober 2009 ini dengan dua kapal angkut masing-masing berkapasitas 60.000 dan 75.000 metrik ton," tutur Endang.

Pada 10 September 2009, KARK juga sudah meneken kesepakatan pemasokan batubara berkalori tinggi sebanyak 100.000 ton per bulan ke China. Kontrak ini berlaku selama dua tahun. Pada penutupan kemarin, harga KARK turun 4,42% menjadi Rp 108 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan